Mekkah (ANTARA News) - Pemerintah menjamin seluruh anggota jemaah dapat mengikuti puncak ibadah haji --wukuf atau berhenti di Padang Arafah-- termasuk anggota jemaah sakit, dengan cara safari wukuf.

"Haji adalah Arafah maka semua (anggota) jemaah haji kita meskipun dalam kondisi yang sakit akan kita berangkatkan ke Arafah pada saat wukuf itu. Ini yang dinamakan safari wukuf dengan ambulans dengan kontainer yang kemudian didesain jadi ambulans besar pun mereka kita angkut," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Hotel Dar Hadi di Sektor Empat, Mekkah, Senin malam waktu Arab Saudi.

Seusai memimpin rapat koordinasi kesiapan Arafah, Muzdalifah dan Mina, Lukman mengatakan kekeucalian hanya diberikan kepada anggota jemaah yang memang betul-betul tidak bisa diberangkatkan karena membahayakan kesehatan.

"Kalau memang sama sekali tidak bisa diberangkatkan dengan safari wukuf, mereka-mereka itu akan dibadalkan, artinya akan digantikan hajinya oleh petugas-petugas kita yang memang memenuhi kualifikasi dan kompetensi dalam menjalankan ibadah haji," katanya.

Badal haji juga akan dilakukan bagi calon haji yang meninggal dunia sebelum wukuf.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Snung Sugihantono mengatakan pemerintah menyiapkan 10 bus dan ambulans untuk membantu pelaksanaan safari wukuf bagi anggota jemaah haji yang sakit dan tidak bisa mengikuti ibadah wukuf di Padang Arafah.

Ia mengatakan bus bagi pasien yang harus dibawa dalam kondisi berbaring akan diatur kapasitasnya untuk empat hingga delapan pasien per bus.

Ambulans, kata dia, akan disediakan untuk safari wukuf bagi pasien dengan tingkat kegawatan khusus, yaitu jika yang bersangkutan tidak dapat ditempatkan dalam bus.

Para pasien di dalam setiap bus dan ambulans itu akan didampingi pembimbing ibadah untuk memastikan kelengkapan ibadah mereka.

Safari wukuf adalah kegiatan membawa jemaah haji yang sakit di Arab Saudi menuju ke Padang Arafah dengan alat transportasi yang layak.

Di Padang Arafah, alat-alat transportasi itu akan berhenti sejenak sebelum kemudian kembali ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia atau rumah sakit.


Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016