Pekanbaru (ANTARA News) - Satuan tugas (Satgas) Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Riau telah menyebar sebanyak 50 ton garam dalam upaya modifikasi cuaca guna membentuk hujan buatan di wilayah tersebut.

"Total garam yang disebar hingga hari ini 50,040 ton. Sementara yang tersisa 25 ton," kata Kasi Base Ops Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Ferry Duwantoro di Pekanbaru, Jumat.

Program Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan BPPT bersama dengan Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau dimulai sejak pertengahan Juli 2016. Operasi TMC tersebut menggunakan pesawat Cassa 212 bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pesawat yang mampu mengangkut satu ton garam dengan sasaran awan Cumulus pada ketinggian 9.000 hingga 12.000 kaki itu terus beroperasi hampir setiap hari untuk membentuk hujan buatan guna mencegah dan menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Beberapa wilayah yang telah disemai garam, yakni pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Siak. Kemudian penyemaian garam juga dilakukan di langit Pelalawan, Kampar dan Indragiri Hilir.

Yang dilakukan hari ini, Ferry mengatakan, pesawat menyemai 800 kilogram garam dengan sasaran wilayah langit antara Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hilir pada ketinggian 9.500-10.000 kaki setelah ditemukan adanya sel awan Cumulus.

Sejak awal September 2016, kondisi karhutla cenderung menurun setelah sebagian besar wilayah Riau terus diguyur hujan. Hal ini disebabkan cuaca yang terus membaik dan upaya modifikasi cuaca terus dilakukan.

Sementara itu, selain mengandalkan hujan buatan, satgas turut diperkuat dengan sejumlah armada seperti 2 unit MI-8, 1 unit heli MI-171, 1 unit heli Sikorsky, 1 unit heli Bolkow 105 serta dua unit pesawat Air Tractor. Seluruh armada itu dimanfaatkan untuk pengeboman air.

Data yang dihimpun dari satgas siaga darurat, karhutla yang terjadi hampir merata di Riau sejak Januari 2016 hingga kini telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare. Sementara itu 86 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara karhutla.

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016.

Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan, perpanjangan status itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016