Bogor (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menyiapkan dan mengembangkan berbagai paket inovasi teknologi di antaranys Kalender Tanam Terpadu untuk tanaman pangan, dalam upaya menghadapi perubahan iklim agar tak mengganggu swasembada pangan.

"Kalau tidak ada langkah strategis untuk antisipasi perubahan iklim, maka upaya untuk tercapainya swasembada pangan menjadi terkendala," kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Mukti Sardjono dalam seminar "Sosialisasi Penanganan Dampak Pemanasan Global dan Perubahan Iklim" di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Dikatakan, Kalender Tanam Terpadu Atau Katam terpadu untuk tanaman pangan ditujukan guna mengantisipasi variabilitas iklim yang dapat diakses oleh siapa saja, baik petani maupun penyuluh dan pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah

Indonesia, kata Mukti Sardjono, perlu melakukan berbagai upaya baik mitigasi maupun adaptasi terhadap terjadinya perubahan iklim dan kenaikan suhu bumi yang pasti memengaruhi sektor pertanian.

Perubahan iklim yang melanda berbagai daerah di Indonesia harus dapat disikapi dengan langkah-langkah nyata, sehingga upaya peningkatan produksi untuk tercapainya swasembada secara berkelanjutan benar-benar dapat diwujudkan.

Menyikapi fenomena perubahan iklim dalam dua tahun terakhir ini, Kementerian Pertanian telah menyelesaikan beberapa permasalahan klasik selama bertahun-tahun terkait upaya swasembada komoditas padi, jagung dan kedelai melalui perbaikan irigasi, subsidi pupuk, penyediaan benih, alsintan dan penyuluhan.

"Berbagai upaya yang telah berhasil dilaksanakan adalah berbagai kegiatan dengan dukungan anggaran kontingensi 2014, APBN-P 2015 maupun APBN 2016. Kegiatan tersebut telah berdampak pada kinerja di lapangan khususnya pada percepatan tanam, meningkatnya Indeks Pertanaman, meningkatnya luas tambah tanam dan meningkatnya produksi," katanya.

Mukti menjelaskan, ancaman yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan iklim adalah degradasi sumber daya lahan pertanian dan terjadinya fenomena cuaca yang tidak menentu yang berakibat, dalam jangka pendek, kegagalan produksi pertanian.

Juga keterbatasan dan fragmentasi lahan pertanian, serta konversi dan alih fungsi lahan pertanian ikut menambah beban berat pertanian dalam menjaga produktivitasnya.

Hasil pertemuan United Nations Climate Change Conference (UNCCC) bulan Juni 2014 di Berlin menyampaikan selama 10 tahun terakhir suhu bumi semakin meningkat dan sangat berbeda dengan kondisi 30 tahun yang lalu. Demikian juga hasil pertemuan COP 21 di Paris, perubahan iklim dan kenaikan suhu bumi terus terjadi.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016