Jakarta (ANTARA News) - Pabrik pengolahan dan pemurnian alumina milik PT Indonesia Asahan Aluminium (persero) bersama PT Antam (persero) memasuki tahap finalisasi uji kelaikan, demikian disampaikan Presiden Direktur Inalum Winardi Sunoto.

"Satu dua minggu ke depan diharapkan bisa selesai. Sehingga bisa diambil keputusan final untuk pengembangan alumina di Kalimantan Barat," kata Winardi usai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.

Menurut Winardi, pabrik yang akan mengolah bauksit menjadi alumina yang akan menjadi bahan baku aluminium tersebut berkapasitas 1 juta ton per tahun dengan nilai investasi 700 juta dollar AS.

Pabrik tersebut nantinya akan mendukung produksi aluminium Inalum, yang rencananya akan terus ditingkatkan hingga 1 juta ton per tahun pada 2025.

"Sekarang ini 100 persen alumina masih diimpor. Untuk memproduksi 500 ribu ton aluminium itu butuh 1 juta alumina. Jadi kebutuhan alumina itu dua kali lipat produksi aluminium," ujar Winardi.

Ia menambahkan, dengan kondisi harga komoditas yang sedang rendah saat ini, nilai keekonomian proyek perlu betul-betul dihitung.

Untuk itu, perusahaan akan meminta dukungan pemerintah sebagai pemegang saham untuk pembangunan pabrik tersebut.

"Untuk pembangunan alumina refinary di tengah harga komoditas yang rendah pasti tidak sebaik ketika harga komoditas tinggi. Sehingga kami minta dukungan pemegang saham," ujar Winardi.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016