Surabaya (ANTARA News) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memberi bantuan pendidikan kesetaraan kepada 940 siswa atau warga belajar, dengan total nilai bantuan mencapai Rp1,64 miliar.

Kepala Departemen Tanggung Jawab Sosial PT Semen Indonesia Wahjudi Heru, dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat, mengatakan bantuan itu sebagai komitmen perseoran untuk mendukung pendidikan kesetaraan, khususnya di kawasan terdekat dengan pabrik, yakni di wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

"Bantuan tersebut, kami realisasikan dengan menanggung biaya operasional para warga belajar atau siswa dalam menempuh kejar Paket A, B, C, ditambah modul pembelajaran, honor tutor dan pengelola lembaga kesetaraan," katanya.

Wahjudi menjelaskan pola bantuan diberikan dengan memenuhi kebutuhan operasional lima Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan satu lembaga kursus pelatihan (LKP).

"Lima PKBM itu masing-masing PKBM Ar-Rohman, PKBM Kadiwono, PKBM Ajigeneng, PKBM Ngudikaweruh, serta PKBM Bina Remaja yang berada di Kecamatan Pamotan," katanya.

Sedangkan satu LKP, kata Wahjudi yang diberikan bantuan operasional adalah LKP Siap Mandiri Desa Suntri di Kecamatan Gunem.

Menanggapi hal itu, Kasi Pendidikan Kesetaraan Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Agus Sugiyanto mengaku mengapresiasi bantuan tersebut, karena sebagian besar warga masih belum bisa menikmati pendidikan kesetaraan.

"Peran pihak ketiga termasuk PT Semen Indonesia dalam pengembangan pendidikan kesetaraan memang luar biasa. Mereka membantu saudara kita yang dulu tidak menikmati pendidikan formal, dan kini bisa mengikuti pendidikan kesetaraan," katanya.

Agus mengatakan jika hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah penuntasan pendidikan kesetaraan bagi warga putus sekolah tidak bisa maksimal, karena kuota untuk pendidikan kesetaraan masih sangat minim.

"Pendidikan kesetaraan ini penting, maka dari itu harus didukung semua pihak dan di beberapa lembaga kesetaraan kami mengajarkan berbagai kemampuan di bidang keterampilan dan kewirausahaan seperti pembuatan kue dan kerajinan tangan," katanya.

Sementara itu, salah satu siswa dari LKP Siap Mandiri dari Desa Sidomulyo Kecamatan Gunem, Abdul Rosyid mengaku terbantu dengan materi kewirausahaan yang diberikan pengelola.

"Pendidikan kesetaraan ini membuat saya bisa mengembangkan produk usaha kerajinan tas yang selama ini sudah saya kerjakan," katanya.

Pewarta: A Malik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016