Pacitan (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur memberlakukan status siaga banjir dan tanah longsor menyusul serangkaian bencana alam yang melanda beberapa wilayah tersebut beberapa hari terakhir.

"Kewaspadaan terus kami lakukan karena potensi hujan dimungkinkan masih terjadi hingga awal pekan depan," kata Kepala BPBD Pacitan Tri Mujiharto di Pacitan, Minggu.

Dalam kurun tiga hari terakhir saja, kata dia, bencana tanah longsor, Jumat (16/9) telah memutuskan jalur lintas selatan (JLS) kilometer 40 tujuan arah Sudimoro dan Panggul, Trenggalek, serta bebarapa jalan antardesa-antarkecamatan di wilayah Kecamatan Kebonagung.

Belum tuntas proses normalisasi dilakukan oleh Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) di Pacitan untuk menyingkirkan guguran tebing gunung yang menutup JLS di titik Dusun Gayam, Desa Sidomulyo, Kebonagung, hujan deras kembali mengguyur pada Sabtu (17/9) sore dan menyebabkan banjir bandang.

Menurut keterangan Pusat Data Informasi BPBD Pacitan, beberapa ruas jalan umum di wilayah Kecamatan Kebonagung diterjang banjir bandang hingga ketinggian satu meter akibat luapan air sungai-sungai setempat.

"Beberapa jalur sempat lumpuh total pada Sabtu (17/9) sore-malam, seperti jalur Karangnongko, Katipugal, Kalipelus, Klesem, Sidomulyo dan Karanganyar," kata Kepala Humas Pusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers yang diterima Antara di Pacitan.

Ia menjelaskan banjir yang sama sempat meluap hingga menggenangi jalur lintas selatan yang melewati wilayah Kecamatan Kebonagung.

"Longsor juga terjadi di beberapa wilayah yang sama, namun tidak ada laporan korban jiwa kecuali kerusakan beberapa rumah penduduk," katanya.

Sutopo menjelaskan, bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah di Jatim, Jateng dan Jabar dalam kurun beberapa hari terakhir merupakan pengaruh gelombang La Nina berkepanjangan yang cenderung basah sehingga hujan masih terus mengguyur dengan intensitas tinggi di periode yang seharusnya menjadi fase puncak kemarau.

"Hujan deras yang turun sejak Jumat (16/9) hingga sabtu (17/9) menyebabkan banjir dan longsor di Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Bandung, Cilacap, Purbalingga, Pekalongan, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Kota Brebes dan Kota Tegal," katanya.

Sutopo mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat (deras) di Jawa hingga Senin (19/9).

Menurut keterangannya, dalam kondisi atmosfer terkini terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan dengan intensitas curah hujan tinggi di sekitar Pulau Jawa dalam periode 15-19 September 2016.

Beberapa daerah yang ditandai sebagai wilayah berpotensi diguyur hujan deras dimaksud BMKG antara lain daerah Banteng, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan seluruh kawasan pesisir pulau Jawa.

BMKG mengimbau masyarakat agar waspada dan hati-hati terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan seperti banjir dan tanah longsor, genangan, pohon tumbang ataupun risiko lainnya.

"Bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut pasang dengan ketinggian 2,5-4,0 meter di wilayah laut Andaman, perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, perairan selatan Jawa, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Bali," papar Sutopo.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016