Bandung Barat (ANTARA News) - Bagi Candra Rafsanzani, emas yang diraih pada cabang balap sepeda nomor sepeda gunung tim relay bersama dengan Bandi Sugito dan Kusmawati Yazid pada Pekan Olahraga Nasional XIX/2016, sangat berharga karena merupakan emas PON pertama selama karirnya.

Candra Rafsanzani yang turun pertama di lintasan balap Cikole, Lembang, Bandung Barat, Minggu, langsung melesat dan meninggalkan empat pebalap dari Bali, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Riau. Untuk menempuh jarak 4,7km, pebalap asal Pangandaran itu membukukan waktu 17 menit 43 detik.

Catatan waktu Candra (27) langsung digabung dengan catatan waktu Kusmawati Yazid dan Bandi Sugito yaitu 56 menit 53 detik. Selain emas pertama bagi Candra, hasil di Cikole ini adalah emas pertama balap sepeda untuk kontingen Jawa Barat di PON 2016.

"Akhirnya saya bisa meraih emas PON meski dari nomor tim relay. Ini PON ketiga yang sudah saya ikuti. Sebelumnya di dua PON yang lalu saya hanya bisa meraih medali perak," kata candra yang saat ini menjadi PNS di Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pangandaran itu.

Emas yang diraih dari nomor tim relay ini, kata dia, akan dijadikan modal untuk mengejar emas di nomor individu yang akan digelar di tempat yang sama Senin (19/9). Candra menilai persaingan bakal ketat. Selain melawan rekan satu daerahnya yaitu Bandi Sugito, lawan yang pantas diwaspadai adalah Zaenal Fanani dari Jawa Timur.

Prestasi bapak satu anak ini pada sepeda gunung sebenarnya cukup membanggakan terutama di kancah internasional. Candra adalah peraih medali emas pada SEA Games 2011. Hanya saja karir internasional sempat tertahan karena frekuensi untuk bertanding cukup rendah.

"Besok saya akan berusaha lebih baik lagi. Kondisi lintasan sangat berpengaruh dengan kecepatan. Semoga lintasan balap lebih kering dibandingkan hari ini," katanya optimistis.

Saat turun di balapan hari pertama ini, Candra Rafsanzani terus dipantau oleh tim dari Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) yang dipimpin sang ketua umum Raja Sapta Oktohari. Pemantauan ini dilakukan untuk mengisi slot pelatnas untuk kejuaraan internasional.

"Kami akan terus memantau perkembangan mereka. Yang jelas untuk nomor cross country (sepeda gunung) kami akan mencari dua pebalap putra dan dua pebalap putri," kata pria yang akrab dipanggil Okto itu.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016