Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan menyatakan produk makanan organik dan mengandung unsur alami banyak dicari konsumen di Amerika Serikat sehingga dapat berpeluang untuk diekspor ke negara adidaya itu.

"Ketika barang tidak banyak di seluruh dunia, konsumen akan menunggu, seperti barang atau makanan yang organik, berasal dari sumber alami. Ini sedang banyak dicari warga Amerika Serikat karena gaya hidup sehat sedang berkembang di sana," kata Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu Marthini, di Jakarta, Minggu.

Marthini mengatakan, bisnis makanan dan minuman merupakan bidang usaha yang menjanjikan dan bisa bersaing meskipun ekonomi dunia sedang krisis.

Menurut dia, selera pasar di Amerika Serikat saat ini ada pada produk alami, sehat dan organik seiring meningkatnya Indeks Konsumsi Makanan Sehat.

Peluang Indonesia memasuki bisnis makanan organik pun sangat besar dengan keadaan geografis maupun geologi yang mendukung industri pertanian jangka panjang sehingga makanan dan minuman, terutama berbahan alami dan organik menjadi komoditas andalam.

Ia menjelaskan Indonesia bisa menyaingi China sebagai negara kemitraan terbesar Amerika Serikat karena China memiliki lahan pertanian yang kering dan tandus akibat pengembangan industri besar-besaran.

Adapun sebagai contoh, produk kelapa hijau saat ini bisa menjadi ide bagi para eksportir yang ingin mengambangkan usahanya ke Amerika Serikat.

"Produk kelapa di Amerika Serikat dianggap sehat dan dunia pun juga lagi butuh karena tinggi permintaan. Sekarang yang sudah kita ekspor butiran air kelapa. Air kelapa banyak dikonsumsi setelah olahraga yoga dan berguna untuk menurunkan berat badan," ujar Marthini.

Menurut data Kementerian Perdagangan, penjualan makanan dan minuman pada 2010-2015 ke AS tumbuh 1,7 persen atau sebesar 9,4 miliar dolar Amerika Serikat dengan total 302,5 miliar dolar Amerika Serikat.

Ia menjelaskan negara bagian California, New York, dan Illinois, lokasi pemasaran yang paling aktif.

Pewarta: Mentari Gayatri
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016