Magelang (ANTARA News) - Paguyuban Petani Merbabu yang terdiri atas 24 kelompok tani di Kecamatan Pakis dan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berhasil memasok bermacam sayuran ke pasar modern.

"Beberapa bulan terakhir petani Merbabu telah memasok sayuran pasar modern di Magelang dan Yogyakarta," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Magelang, Selasa.

Gubernur menyampaikan hal tersebut dalam sambutan tertulis yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng Suryo Banendro pada peluncuran produk petani binaan Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Dinas Pertanian Jateng dan PT Hero Tbk di Kecamatan Pakis.

"Saya senang dengan kegiatan seperti ini, peluncuran pruduk petani binaan ini setidaknya menandakan kalau perguruan tinggi itu sudah memberikan pengabdian kepada masyarakat semakin baik," katanya.

Ia mengatakan dengan kerja sama dinas terkait produk pertanian seperti brokoli, kobis, kembang kol, lobak, cabai rawit, dan sayuran lain sudah mampu diterima di pasar modern, bahkan 1,5 hingga dua ton per bulan untuk 25 item sayuran terserap di Giant Magelang dan kini merambah Giant Yogyakarta.

"Harapan saya jangan puas berhenti sampai di sini lakukan dan perluas sasaran pembinaan pada petani. Jadi kalau saat ini baru terfokus pada petani di Kecamatan Pakis dan Ngablak, ke depan silakan merambah pada wilayah lain," katanya.

Ia menuturkan semakin banyak kelompok tani yang dibina dan semakin luas wilayahmnya maka kesejahteraan masyarakat diharapkan semakin cepat terwujud.

Ia berharap sistem pertanian yang belum 100 persen organik, ke depan hendaknya semuanya organik, karena dengan sistem pertanian organik mampu menjaga kesuburan tanah dan produk yang dihasilkan lebih menyehatkan, nilai jualnya lebih tinggi.

"Apalagi pasar ekspor sangat menyukai produk ini, dengan demikian terbuka perluasan pemasaran ke negara lain," katanya.

Direktur Pengembangan pada Masyarakat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Irfan Dwidya Priyambada mengatakan dalam lima tahun terakhir pihaknya mencoba mengakarkuatkan peran UGM dalam masyarakat, terutama bidang pertanian maka Fakultas Pertanian dan jajaran lain ilmu-ilmu pertanian seperti peternakan, kehutanan, dan teknologi pertanian menjadi tulang punggung bagi mengakarnya UGM.

Ia mengatakan hal tersebut disambut Gubernur Jateng kemudian ditindaklanjuti Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk melakukan kerja sama, salah satunya di daerah ini menjadi binaan UGM.

Ia menuturkan ternyata produk yang baik saja tidak cukup, produk yang baik masih memerlukan satu langkah lagi yaitu pemasaran yang baik pula.

"Jadi membuat barang masih mudah dari pada menjual barangnya, inilah yang kami tangkap dan alhamdulillah dalam upaya itu PT Hero menyambut uluran tangan kami sehingga terwujud kerja sama untuk memasarkan produk-produk pertanian yang kami bantu bersama Dinas Pertanian untuk mengembangkannya dan hari ini dilakukan peluncuran produk petani binaan," katanya.

Director Corporate Affair, Industrial Relation, and Risk Management PT Hero Supermarket Tbk, Arief Istanto mengatakan Hero Group sebagai pelaku pasar modern menyadari bahwa sektor pertanian dan petani lokal di Indonesia memiliki peluang besar untuk terus dikembangkan dan menjadi mitra usaha dalam mendukung kebutuhan rantai pasokan.

"Dalam kemitraan ini UGM dan Dinas Pertanian Jateng memberikan pembinaan kepada para petanidalam mengembangkan potensi dan meningkatkan kualitas produk pertanian yang nantinya diserap dan dipasarkan di gerai kami," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016