Damaskus (ANTARA News) - Militer Suriah pada Selasa membantah telah menyerang rombongan bantuan di Provinsi Aleppo, Suriah Utara, demikian laporan stasiun televisi nasional Suriah.

Militer Suriah menyatakan laporan yang berbicara mengenai serangan udara terhadap rombongan bantuan di pinggiran utara Aleppo tak berdasar, lapor Xinhua-OANA.

Beberapa kelompok oposisi menuduh pesawat tempur Suriah dan Rusia menyerang rombongan tersebut.

Organisasi kemanusiaan di Suriah mengutuk serangan itu pada Selasa.

Dalam pernyataan bersama, SARC serta Komite Palang Merah Internasional (ICRC) serta Federasi Masyarakat Bulan Sabit Merah Palang Merah Internasional (IFRC) mengatakan mereka marah oleh serangan mengerikan tersebut, yang dilancarkan pada Senin malam (19/9) terhadap satu gudang SARC dan rombongan bantuan di Orem Al-Kubra di pinggiran Aleppo.

Pernyataan bersama itu mengatakan 20 warga sipil tewas selain seorang anggota staf SARC, Omar Barakat, demikian laporan Xinhua. Serangan tersebut dilancarkan saat organisasi bantuan sedang membongkar muatan yang membawa barang bantuan, kebanyakan barang bantuan itu hancur.

"Serangan tersebut membuat ribuan warga sipil kehilangan bantuan medis dan makanan yang sangat mereka perlukan," kata pernyataan bersama itu.

Pada Selasa, SARC menyatakan organisasi tersebut akan membekukan operasi selama tiga hari akibat serangan itu. PBB pada Selasa juga mengumumkan badan dunia tersebut telah membekukan pengiriman semua rombongan bantuan di Suriah, setelah beberapa truknya diserang oleh pesawat udara di dekat Aleppo pada Senin.
(Uu.C003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016