Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi Rp13.152 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.127 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan, tren naik dolar AS masih bertahan di tengah kekhawatiran pasar terhadap keputusan bank sentral Amerika Serikat yang bisa mengecewakan investor.

"Walaupun peluang kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed fund rate) hanya 20 persen, secara umum masih ada kekhawatiran di pasar," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan rupiah masih relatif stabil. Sentimen mengenai pencapaian uang tebusan amnesti pajak yang terus meningkat cukup mendukung daya tarik aset berdenominasi rupiah ditambah dengan harapan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Repo Rate pada pekan ini.

"Sentimen dalam negeri yang positif, masih ada peluang bagi rupiah untuk kembali menguat," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menambahkan bahwa fluktuasi rupiah masih bergerak di kisaran sempit menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Jika melihat data ekonomi AS yang dirilis terutama tenaga kerja yang masih melambat, ada potensi bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya, kondisi itu dapat membalikan arah rupiah untuk terapresiasi," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016