Sumedang (ANTARA News) - Jawa Barat pada Rabu menyapu bersih dua medali emas cabang pencak silat untuk nomor seni beregu putra dan putri PON XIX 2016 di Graha Laga Satria ITB Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Untuk nomor seni beregu putra, Jawa Barat menurunkan Anggi Faisal Mubarok, Asep Yuldan Sani, dan Nunu Nugraha.

Ketiga pesilat tersebut keluar sebagai yang terbaik dengan mendapat total skor 467 dari tim juri.

"Saya dedikasikan medali emas ini untuk orang tua, keluarga, pelatih dan semua warga Garut," kata Anggi Faisal Mubarok usai menerima medali emas.

Sementara itu, DKI Jakarta harus berpuas diri dengan medali perak untuk nomor regu putra setelah hanya mendapat 463 poin, diikuti oleh Jawa Timur di peringkat tiga dengan selisih satu poin.

Di nomor seni beregu putri, regu Jawa Barat yang diperkuat Gina Tri Lestari, Lutfi Nurhasanah, dan Pramudita Yuristya mendapatkan apresiasi tertinggi dari juri dengan 466 poin.

"Sangat senang dan bangga bisa menyumbangkan emas untuk Jawa Barat. Terima kasih untuk pelatih yang telah sabar melatih kami hingga kami bisa dikalungi medali ini, " kata pesilat putri Jabar Lutfi Nurhasanah.

Medali emas tersebut adalah medali PON pertama bagi ketiga pesilat putri Jabar itu.

Sementara itu, medali perak nomor seni beregu putri diraih oleh Bali yang mengantongi nilai terbaik kedua 465, sedangkan perunggu diraih oleh Jawa Timur dengan 462 poin.

Pelatih pencak silat tim Jabar untuk nomor seni Cece Hermawan mengaku sangat puas dengan hasil terbaik anak-anak asuhnya.

"Hasil latihan dua tahun dengan disiplin yang bagus dari anak-anak, tercapailah target kami dengan medali emas ini," kata Cece.

Jawa Barat menargetkan lima emas dari cabang pencak silat PON XIX.

Dengan teraihnya dua medali untuk nomor seni beregu putra/putri, cabang pencak silat masih menyisakan nomor tanding perorangan putra/putri, seni tunggal putra/putri, dan seni ganda putra/putri.

Cabang pencak silat PON XIX 2016 memperebutkan 15 medali emas dari nomor tanding perorangan, dan enam emas dari nomor seni.

Pewarta: Aditya E.S. Wicaksono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016