Jenewa, Swiss (ANTARA News) - Bantuan pangan untuk wilayah yang dikuasai pemberontak di bagian timur Aleppo yang tertahan di perbatasan Suriah sejak pekan lalu akan rusak dalam beberapa hari ke depan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (22/9) dan mendesak Presiden Bashar al-Assad untuk mengizinkan pengiriman bantuan.

"Empat puluh truk masih tertahan di perbatasan Turki-Suriah. Makanan itu akan kadaluwarsa pada Senin," kata kepala satuan tugas kemanusiaan PBB untuk Suriah, Jan Egeland, kepada para reporter di Jenewa.

"Para sopirnya tidur di perbatasan dan mereka sudah melakukannya selama sepekan, jadi tolong, Presiden Assad, jalankan peran Anda untuk memungkinkan kami masuk ke Aleppo dan juga ke wilayah-wilayah lain yang dikepung," tambah Egeland dalam permohonan langsung kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Truk-truk tersebut memasuki zona bea cukai di antara kedua negara pada 12 dan 13 September.

PBB ingin mengirimnya melalui Castello Road menuju Aleppo Timur yang dikepung milliter sejak awal Juli dan tempat 250.000 orang sangat membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup.

Sebagai bagian dari pakta gencatan senjata yang diperantarai Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang sudah berakhir, PBB mengharapkan jaminan dari Damaskus bahwa Castello Road aman.

Jaminan itu belum diberikan dan kekerasan mencuat kembali setelah suasana tenang pada awal pekan lalu.

Bantuan untuk Aleppo timur yang tertahan adalah kemunduran terkini upaya PBB dan Palang Merah untuk mengirimkan bantuan ke warga sipil Suriah.

Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura menuduh pemerintahan Assad karena melanggar janjinya dengan tidak memberikan izin untuk masuk ke sedikitnya lima area terkepung.

Tapi Egeland mengatakan, "kami tampaknya sekarang akan mendapatkan izin."

Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan sebelumnya bahwa konvoi menuju ke bagian pedalaman Damaskus pada Kamis.

Egeland menambahkan bahwa dalam "hari berikutnya" PBB juga berharap bisa mencapai Madaya, "tempat orang kelaparan."

Konvoi juga berencana menuju permukiman Waer di Homs menurut Egeland sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Petempur pemberontak meninggalkan Waer pada Kamis, di bawah kesepakatan yang dicapai antara oposisi dan pemerintah pada Desember. (mu) 


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016