Jakarta (ANTARA News) - Menko Bidang Kemaritiman dan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan mengaku terus bertemu secara intensif dengan Inpex Corporation, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang akan mengembangkan Blok Masela.

Luhut bahkan bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat siang, guna membahas pengembangan Lapangan Gas Abadi di Blok Masela.

"Mengenai Inpex dan segala macam. Inpex dan kami sudah sangat intensif, mungkin dua kali seminggu. Nanti malam juga kami ketemu lagi mau menjelaskan pending issue (masalah yang tertunda) yang ada," katanya.

Menurut dia, masalah-masalah yang dibahas itu antara lain mengenai sejumlah insentif yang diminta perusahaan Jepang itu.

"Ya masalah moratorium sepuluh tahun, soal 1,2 miliar dolar AS juga pembagian split (bagi hasil)," katanya.

Inpex sendiri telah mengajukan empat insentif kepada pemerintah untuk bisa menggarap Blok Masela.

Empat usul insentif itu adalah tambahan perpanjangan kontrak selama 30 tahun sejak masa gas berproduksi, permintaan tax holiday, biaya yang telah dikeluarkan dihitung sebagai biaya operasi migas yang harus dikembalikan pemerintah (cost recovery), dan penambahan porsi bagi hasil.

Atas pengajuan insentif itu, Luhut mengaku akan terus mencari jalan tengah yang terbaik karena pemerintah ingin pengembangan Blok Masela bisa segera terealisasi.


Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016