Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) membantu sekutu Asia Tenggara berbuat lebih banyak untuk mencegah grup ISIS memperkuat pengaruhnya di kawasan itu, kata pejabat senior Pentagon pada Kamis (23/09), demikian dilansir AFP.

ISIS mulai menyebarkan pengaruhnya di beberapa negara di Asia Termasuk termasuk Malaysia, Indonesia, Singapura dan Filipina dan pihak berwenang mengkhawatirkan serangan di dalam negeri dan warga negara yang bepergian untuk bergabung dengan ekstremis di Irak dan Suriah.

Jenderal Joe Dunford, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan di hadapan Komisi Angkatan Bersenjata Senat bahwa AS membantu para mitra dengan berbagi intelijen dan informasi mengenai kelompok-kelompok ekstremis.

“Kami berusaha bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan sebuah kerangka yang akan menjadi wadah bagi mereka untuk berbagi informasi, berbagi intelijen,” kata Dunford dalam sidang komisi tersebut.

“Kami bekerja sangat erat dengan para mitra kami, dan terus terang, batas dukungan yang kami berikan sering kali hanya sebatas yang mereka terima secara politik,” imbuhnya.

Menteri Pertahanan Ashton Carter mengatakan dia bertemu dengan menteri pertahanan kawasan di sebuah konferensi tingkat tinggi di Hawaii pada pekan depan dan ISIS akan menjadi salah satu topik pembahasan.

“Asia Tenggara jelas merupakan tempat (yang diincar ISIS) untuk menyebarkan pengaruhnya,” kata Carter.

ISIS di Filipina pada Rabu membebaskan pelaut Indonesia yang diculik di laut, berhari-hari setelah kelompok bersenjata membebaskan seorang tawanan Norwegia dan tiga orang Indonesia lain.

Kelompok Abu Sayyaf adalah sebuah jaringan militan longgar yang beberapa tahun belakangan menyatakan kesetiaannya pada ISIS, meski para pengamat menilai kelompok tersebut utamanya fokus pada urusan penculikan yang menguntungkan ketimbang ideologi religius.

Presiden baru Filipina Rodrigo Duterte minggu lalu menyeru sedikit penasihat militer AS untuk meninggalkan bagian Selatan negara itu, meskipun para pejabat tinggi segera mengecilkan komentarnya.

Menurut Dunford, lebih dari 1.000 orang Indonesia pergi bergabung ISIS di Irak dan Suriah, sementara ratusan dari Filipina.


Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016