Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong penguatan inovasi di daerah melalui Sistem Inovasi Daerah (SIDa).

"Promosi pembangunan berkelanjutan tidak lengkap tanpa Iptek dan dan inovasi," ujar Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti, Jumain Appe, di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan dalam mencapai SDGs di seluruh dunia, pihaknya menyadari bahwa kota memainkan peran utama. Untuk itu, penting peran dari kontribusi wali kota, pemerintah daerah dan perwakilan dalam mengadvokasi SDGs.

Menurut dia, SIDa bertujuan mempercepat pembangunan daerah dan mensukseskan program pemerintah daerah. Oleh karena itu, setiap daerah dan wilayah harus memiliki spesialisasi sendiri mencakup pengetahuan dan budaya lokal bagi perkembangan inovasi agar mampu bersaing di kancah global.

Selain itu dengan adanya tantangan spesifik dan potensi di masing-masing daerah sehingga strategi yang diterapkan berbeda dalam mengembangkan kebijakan inovasi.

"Meskipun kemajuan teknologi telah mendorong lahirnya berbagai inovasi berbasis teknologi, namun pihaknya juga melihat peningkatan pengetahuan nonteknologi sebagai kekuatan pendorong inovasi."

Pengetahuan yang digunakan untuk inovasi semakin rumit, sejalan dengan pergeseran nilai-nilai dan praktik masyarakat. Contohnya kebangkitan industri kreatif yang menggabungkan aspek budaya dan estetika dalam suatu produk atau jasa.

Lebih lanjut Jumain menambahkan, dalam Sistem Inovasi Daerah, wilayah yang inovatif diidentifikasi sebagai orang-orang yang memiliki kapasitas lokal untuk memobilisasi dan mengkonfigurasi ulang sumber daya lokal untuk memperkuat iklim kewirausahaan.

"Perlu digarisbawahi bahwa penting untuk memperluas paradigma wilayah inovatif terhadap kedekatan geografis. Perkembangan saat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan pihak luar sehingga dapat dilakukan tranfer pengetahuan," lanjut dia.

(I025/B)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016