Borobudur, Jateng, (ANTARA News) - Ratusan pelajar melaksanakan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum di sekitar Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan menyingkirkan sampah dari sekitar bangunan warisan budaya dunia itu, Sabtu.

Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo di Borobudur, Sabtu, menyambut positif GBBS yang diprakarsai Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kemenko Kemaritiman, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu, yang salah satu di antara 10 lokasi sasarannya di Candi Borobudur.

Para pelajar yang berjumlah sekitar 200 anak itu, antara lain dari SMA Negeri 1 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, SMA Muhammadiyah Borobudur, SMP Negeri 1 Borobudur, SMP Negeri 1 Kota Mungkid, dan SMP Muhammadiyah Borobudur.

"Kegiatan yang melibatkan para siswa ini juga menjadi bagian dari penanaman komitmen dan semangat gotong royong, serta mencintai warisan budaya bangsa," kata Marsis.

Ia mengemukakan pentingnya kegiatan tersebut secara berkelanjutan, terutama di Candi Borobudur, agar semangat melestarikan warisan budaya dunia itu, juga berkelanjutan.

Pihaknya tentu juga menyambut positif jika ada pelajar berwisata ke Candi Borobudur dengan salah satu agenda aksi sosial menyingkirkan sampah dari sekitar candi itu.

Pengelola kepariwisataan Candi Borobudur setiap hari juga menurunkan petugas khusus untuk menyingkirkan sampah dari tempat itu dan menempatkan berbagai wadah sampah di berbagai tempat di salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia tersebut.

"Bisa dikoordinasikan dengan pihak-pihak pengelola. Untuk Zona I Borobudur kami bisa mendampingi gerakan kebersihan ini agar gerakan kebersihan untuk candi secara tepat. Untuk masuknya dikoordinasikan dengan PT Taman (Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, red.)," katanya.

Asisten Deputi Warisan Budaya Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pamuji Lestari mengatakan sasaran lainnya dari GBBS yang beberapa waktu lalu dicanangkan di Pulau Seribu itu, antara lain Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) dan Danau Toba (Sumatera Utara).

"Warisan budaya harus bisa menyejahterakan bangsa, membuat kemandirian. Kebersihan menjadi salah satu pemicunya. Mereka yang datang jangan corat-coret warisan budaya, jangan buang sampah sembarangan, tetapi ikut melestarikan aset. Komitmen untuk itu menjadi penting," katanya.

Ia mengemukakan bahwa GBBS menjadi bagian dari gerakan revolusi mental yang sedang dilaksanakan pemerintahan saat ini.

"Khusus revolusi mental, gerakan Indonesia bersih bersama-sama dengan kementerian yang menangani kebersihan. Kemenko Kemaritiman terlibat karena di bawahnya ada Kementerian Pariwisata. Harapan kita, GBBS tidak hanya membuat lingkungan bersih, tapi ke depan dapat meningkatkan aset wisata karena dengan lingkungan yang bersih pasti orang suka untuk datang dan meningkat jumlahnya," katanya. 

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016