Pendidikan karakter adalah prioritas utama yang menjadi acuan saat ini. Sejalan dengan misi Presiden tentang 'Revolusi Mental'."
Padang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy, menegaskan bahwa pendidikan karakter adalah prioritas utama dalam sistem pendidikan saat ini.

"Pendidikan karakter adalah prioritas utama yang menjadi acuan saat ini. Sejalan dengan misi Presiden tentang 'Revolusi Mental'," kata Muhadjir Effendy, diwawancarai usai menjadi pembicara seminar yang digelar di Padang, Sabtu

Karena hal tersebut, katanya, saat ini pihak kementerian menyusun program pendidikan karakter itu, dengan penerapan sesuai jenjang pendidikan.

Dimana untuk pendidikan tingkat dasar, pembelajaran pendidikan karakter tersebut harus mencapai 70 persen dari seluruh kegiatan belajar di sekolah.

Sementara untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat sebanyak 60 persen, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederejat sebanyak 30 persen.

"Untuk tingkat SMA pendidikan karakter yang diberikan lebih fokus untuk persiapan memasuki dunia kerja," jelasnya.

Ia memaparkan pendidikan karakter tersebut meliputi 4 aspek pertama adalah karakter berkaitan dengan agama, kedua karakter personal, karakter sosial, dan karakter nasionalisme.

"Empat poin itu harus masuk dalam pendidikan karakter yang ada di sekolah-sekolah," jelasnya.

Dikatakannya pendidikan karakter pada masa ini harus dijalankan dengan baik, untuk persiapan menghadapi masa depan nanti.

"Jika pendidikan karakter itu berjalan dengan baik, pada tahun 2045 nanti akan lahir generasi baru Indonesia yang lebih tangguh, cerdas, dan berbudi luhur, itu mimpi saya," jelasnya.

Meskipun demikian Muhadjir Effendy menyadari perjuangan untuk mewujudkan hal tersebut akan berat. Mengingat masih banyak pembenahan terhadap sistem pendidikan yang harus dilakukan.

Salah satunya, kata Muhajdir, adalah menciptakan para guru yang profesional dan ikhlas dalam menjalankan profesinya.

Pewarta: M R Denya Utama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016