Kairo (ANTARA News) - Petugas penyelamat Mesir sudah memindahkan 168 jasad dari kapal yang karam di pantai Mediterania, Mesir, menurut Kementerian Kesehatan negara itu pada Minggu (26/9).

Korban yang selamat mengatakan kapal nelayan yang berangkat dari Mesir menuju Italia itu mengangkut sekitar 450 imigran ketika mengalami kecelakaan pada Rabu di perairan kota pelabuhan Rosetta.

Militer Mesir menyatakan mereka berhasil menyelamatkan 163 penyintas dan bahwa operasi penyelamatan masih dilanjutkan.

Organisasi Migrasi Internasional (International Organization for Migration/IOM) mengatakan sebagian besar korban selamat adalah warga Mesir dan sisanya dari Sudan, Eritrea, serta ada seorang warga Suriah dan satu warga Ethiopia.

Tragedi itu memicu rapat darurat kabinet dan menjadi agenda teratas dalam pembicaraan antara Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi dan kepala keamanan Mesir pada Sabtu menurut warta kantor berita AFP.

Perdana Menteri Sherif Ismail memerintahkan peningkatan patroli di pelabuhan yang digunakan oleh kapal-kapal imigran dan garis pantai bagian utara.

Sebuah rancangan undang-undang baru diajukan ke parleman dan mencakup "hukuman perintang" para penyelundup manusia.

Pemerintah Mesir dalam tahun ini sudah  menggagalkan 110 upaya penyelundupan imigran ke Eropa menurut Menteri Dalam Negeri Magdy Abdel Ghaffar kepada kabinet.

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan tahun 2016 menjadi tahun mematikan dalam perlintasan migran di Mediterania.

Lebih dari 4.600 warga non-Mesir, banyak di antaranya dari Sudan dan Etiopia, ditangkap tahun ini saat hendak berangkat dari pantai timur Mesir menurut UNHCR pada Jumat.

Sejak tahun 2014 lebih dari 10.000 orang tewas saat berusaha melintasi Mediterania menuju Eropa menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016