Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menyiapkan perencanaan untuk menjadikan ruas Jalan Parangtritis menjadi jalur budaya yang menghubungkan Keraton Yogyakarta dengan Kotagede.

"Selama ini jalur budaya antara Keraton dengan Kotagede langsung saja mengarah melalui Tungkak. Ke depan, akan kami arahkan melalui Jalan Parangtritis menuju Jalan Menukan, Jalan Tegalturi baru Kotagede," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, upaya untuk menjadikan Jalan Parangtritis menjadi Jalur Budaya akan diawali dengan menyusun "detail engineering design" menggunakan dana keistimewaan pada 2017 senilai Rp300 juta.

Eko menyebut, Jalan Parangtritis memiliki potensi yang cukup baik untuk bisa dikembangkan menjadi Jalur Budaya, di antaranya keberadaan berbagai fasilitas penunjang wisata seperti kafe dan tidak tertutup kemungkinan pengembangan fasilitas budaya lainnya.

Sejumlah pengembangan yang akan dilakukan di antaranya perbaikan kondisi trotoar agar lebih nyaman digunakan untuk pejalan kaki, penambahan "street furniture", dan pembelian lahan yang akan digunakan untuk membangun galeri atau tempat pameran karya kesenian.

"Dengan berbagai pengembangan yang dilakukan, harapannya Jalan Parangtritis benar-benar bisa mencerminkan suasana budaya di Kota Yogyakarta sekaligus menunjang pengembangan industri pariwisata," katanya.

Eko menyebut, Pemerintah Kota Yogyakarta baru saja menyampaikan usulan penggunaan dana keistimewaan untuk tahun anggaran 2017 ke Pemerintah DIY pada akhir pekan lalu.

"Jika anggaran untuk kegiatan tersebut disetujui, maka pada 2017 akan kami mulai dengan penyusunan perencanaan dan kegiatan fisik baru bisa dilakukan 2018," katanya.

Selain untuk membangun Jalur Budaya di Jalan Parangtritis, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta juga akan memperkuat bidang penelitian dan pengembangan (litbang) budaya memanfaatkan dana keistimewaan tahun depan.

"Anggarannya sekitar Rp200 juta. Harapannya, berbagai perubahan budaya yang ada di masyarakat Kota Yogyakarta bisa dikaji untuk berbagai kepentingan termasuk bagaimana menjaga budaya asli masyarakat," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016