Manokwari (ANTARA News) - Bekas lapangan terbang yang dibangun tentara Belanda di Kampung Abresso Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, dinilai layak untuk dikembangkan menjadi bandar udara.

Kepala Bandar Udara Rendani Manokwari Wahyu Anwar, di Manokwari, Selasa, mengatakan pemerintah daerah setempat memiliki keinginan yang cukup kuat untuk mengembangkan bandara tersebut.

Masyarakat pun sangat mendukung niat bupati dan wakil bupati di daerah otonomi baru tersebut.

"Kami juga memiliki perhatian ke situ, kalau tahun ini perbaikan selesai, tahun depan akan mulai beroperasi. Mungkin pesawat kecil dulu jenis Cessna," kata dia lagi.

Wahyu mengaku sudah bertemu dengan Bupati Manokwari Selatan Markus Waran dan bersama-sama meninjau ke lapangan terbang tersebut. Secara keseluruhan kondisi lapangan terbang tersebut dinilai cukup baik dan sangat layak untuk dikembangkan menjadi bandara.

Ia yakin keberadaan bandara di daerah ini akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

Dia pun berharap, warga terus mendukung pembangunan bandara tersebut.

Terkait pengembangan lapangan terbang tersebut, Dewan Adat Suku Ransiki Agustus lalu telah menyerahkan lahan seluas 600 hektare di Kampung Abreso kepada Badan Otoritas Bandara Wilayah IX Manokwari.

Warga berharap, lapangan terbang tersebut dirintis menjadi bandara yang representatif agar menjadi lalu lintas perhubungan udara antara Manokwari Selatan dengan daerah lain, baik di Papua maupun Papua Barat.

Lapangan terbang ini merupakan saksi sejarah Pemerintahan Hindia Belanda di daerah tersebut. Kala itu, lapangan terbang ini dioperasikan sebagai lalu lintas ekspor hasil pertanian dan perkebunan dari Ransiki dan sekitarnya ke daerah lain.

Lokasi ini pun dahulu menjadi tempat transit bagi pesawat tentara Belanda untuk sejumlah penerbangan ke wilayah Jayapura, Biak, dan Serui saat cuaca sedang memburuk.

Saat ini pembangunan sedang berlangsung. Pemerintah daerah cukup antusias menyambut keinginan masyarakat adat untuk membangun bandara tersebut.

Pewarta: Toyiban
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016