New York (ANTARA News) - New York meluncurkan kampanye publik untuk melawan Islamofobia pada Senin (26/9), menekankan kesetaraan hak ratusan ribu  muslim di kota itu.

Kampanye yang diluncurkan menyusul serangan bom Manhattan yang dituduhkan pada seorang pria Amerika keturunan Afghanistan itu awalnya menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan dengan tagar #IAmMuslimNYC (saya muslim di NYC).

"Sekarang, lebih dari sebelumnya, penting bagi setiap warga New York untuk bersatu sebagai satu kota dan menolak kebencian serta kekerasan," kata Wali Kota New York Bill de Blasio sebagaimana dikutip AFP.

"Kami tidak akan menoleransi diskriminasi atau kekerasan apa pun dan kami tidak akan berhenti sampai semua warga New York, termasuk saudara muslim kami, diperlakukan dengan kehormatan yang patut mereka terima."

Kampanye itu dimulai pada Selasa, 10 hari setelah tersangka Ahmad Khan Rahami meledakkan sebuah bom di Chelsea, Manhattan, dan melukai 29 orang.

Kampanye New York dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran di kalangan Muslim akan reaksi buruk atas serangan ekstremis, baik di Amerika Serikat maupun di luar negeri, dalam konteks retorika antimuslim yang disampaikan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump.

Di antara kekerasan terhadap Muslim di New York adalah penembakan fatal bergaya eksekusi pada Agustus terhadap seorang imam dan pembantunya di dekat satu masjid di wilayah Queens.

New York merencanakan lokakarya bulan depan untuk memberi para pegawai pemerintah kota serta pekerja publik dan swasta pemahaman yang lebih baik mengenai Islam.

Memasarkan kampanye menggunakan seluruh media akan berlangsung sampai pertengahan 2017, saat kampanye pemilihan wali kota.

Sejak kampanye pertamanya tahun 2013, Wali Kota New York itu telah mempromosikan pendekatan inklusif dan multirasial.

Sebelum pemilihannya dia menjanjikan dua libur sekolah pada hari raya Islam sebagaimana saat hari raya Kristen dan Yahudi. Janji itu juga sudah diterapkan sejak awal sekolah tahun 2015.(mu) 

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016