Sentimen amnesti pajak turut menopang rupiah di tengah antisipasi pelaku pasar uang terhadap kondisi politik di Amerika Serikat jelang pemilihan presiden di sana
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 132 poin menjadi Rp12.909 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.041 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa dana tebusan dari program amnesti pajak yang terus mengalami peningkatan menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang domestik untuk melanjutkan apresiasi terhadap dolar AS.

"Sentimen amnesti pajak turut menopang rupiah di tengah antisipasi pelaku pasar uang terhadap kondisi politik di Amerika Serikat jelang pemilihan presiden di sana," ujarnya.

Berdasarkan data Ditjen Pajak per 27 September 2016 tercatat, total harta yang diungkap dalam surat pernyataan harta (SPH) mencapai Rp2.414 triliun. Komposisi total harta tersebut, yakni deklarasi dalam negeri Rp1.653 triliun, deklarasi harta di luar negeri Rp637 triliun, dan dana repatriasi Rp125 triliun.

Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi mata uang rupiah masih relatif tertahan, diperkirakan Bank Indonesia melakukan penjagaan agar penguatannya tidak mengganggu kinerja ekspor.

"Rupiah akan dijaga sesuai dengan fundamentalnya," katanya.

Dari eksternal, lanjut Rully Nova, debat kandidat calon presiden Amerika Serikat membuat pelaku pasar cukup berhati-hati dalam mengakumulasi aset berdenominasi dolar AS.

"Akumulasi sentimen dari bank sentral AS yang mempertahankan suku bunganya serta kondisi politik jelang pilpres di Amerika Serikat membuat dolar AS cenderung melemah," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.027 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 26/9), Rp13.076.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016