Potensi pasar yang sangat besar ini tidak boleh ditinggal begitu saja. Dan saya yakin ini akan menjadi pondasi bagi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Indonesia Indonesia akan menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara karena memiliki pondasi dan modal yang kuat.

"Potensi pasar yang sangat besar ini tidak boleh ditinggal begitu saja. Dan saya yakin ini akan menjadi pondasi bagi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara," kata Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas dengan Strategi Peningkatan Citra Indonesia di Dunia di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.

Untuk itu Presiden meminta percepatan dan implementasi karena kalau hal itu tidak segera dikejar maka Indonesia akan tertinggal dari negara-negara sekitar.

Maka, sebagai langkah awal Indonesia juga harus membangun jaringan atau sistem platform logistik dunia dengan produk-produk yang berada di kampung-kampung dan desa-desa.

"Pada saat bersamaan kita juga harus mengambil langkah terobosan untuk memperkuat pelaku ekonomi digital kita karena kita melihat potensi anak muda kita siap untuk masuk ke dunia ini," katanya.

Presiden juga meminta para pelaku bisnis untuk memprioritaskan pebisnis pemula atau start up untuk mendapatkan akses permodalan.

"Lakukan deregulasi besar-besaran bisnis e-commerce. Dan hal lain yang tak boleh dilupakan latihan untuk pengembangan kapasitas ini penting bagi pemula e-commerce sehingga semakin mampu bersaing di dunia bisnis," katanya.

Presiden juga meminta jangkauan infrastruktur telekomunikasi karena ia menyadari kini hampir semua negara berbicara mengenai ekonomi digital.

"Kita tidak boleh tertinggal, kita juga harus mengambil peran dalam tren perubahan itu. Saya melihat kita memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi digital. Dan memiliki potensi ekonomi digital yang cukup besar dengan jumlah penduduk 250 juta, 93,4 juta di antaranya adalah pengguna internet," katanya.

Presiden mendapat informasi bahwa pada 2014 jumlah penjualan melalui e-commerce di Indonesia mencapai 2,6 miliar dolar AS dengan penetrasi hanya 0,6 persen dari total transaksi legal.

Padahal ia menambahkan, e-commerce dapat membantu 56 juta UMKM yang menyumbang sekitar 55 persen PDB.

Angka itu jauh dibandingkan dengan Tiongkok yang pengguna e-commerce-nya telah mencapai 30 persen dan menyumbang peningkatan PDB sekitar 22 persen.

"Sebagai contoh saya melihat kemarin waktu di Alibaba mereka betul-betul merajai dunia karena kepemilikan logistik platform dan juga retail platform. Mereka sangat menguasai dan mau tidak mau itu juga yang harus kita miliki di Indonesia. Di segi platform, retail platform yang apa, yang nantinya bisa menjadi prinsipal dan brand Indonesia sendiri," katanya.

Presiden juga menyambut baik ketika BlackBerry Messenger (BBM) sudah dimiliki oleh 100 persen Indonesia.

Menurut dia, ke depan BBM bisa dijadikan platform asli Indonesia yang menyebar ke e-commerce lain.

"BBM khusus yang nantinya betul-betul kita siapkan jadi platform asli Indonesia," katanya.

Presiden juga menggarisbawahi e-commerce sebagai kekuatan yang strategis untuk negara dan perlu untuk diproteksi.

"Berikan dukungan sehingga betul-betul kita dorong untuk memasarkan produk desa dan kampung, usaha kecil mikro dan kita juga bisa mengkoleksikan seluruh produk yang ada di kabupaten kota dan pulau-pulau yang tersebar di seluruh wilayah. Menurut saya infrastruktur yang paling bagus ke depan adalah platform seperti itu," katanya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016