Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyerahkan sepenuhnya lokasi pembangunan bandara baru di daerah ini kepada pemerintah pusat.

"Saya serahkan ke Presiden dan Menhub, mana lokasi yang tepat untuk pembangunan bandara, apakah di Malang atau di Tulungagung," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Semula orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut telah menyiapkan rencana pembangunan bandara di kawasan Purboyo, daerah Malang bagian selatan, bahkan telah memasuki tahapan "detail engineering design" (DED) atau bestek gambar kerja detail.

Tidak itu saja, penyiapan lahan seluas 4.700 hektare milik TNI sudah tersedia, serta pembangunan bandara kelas internasional tersebut telah direncanakan mulai pada awal 2017.

Sementara, kata dia, di kawasan Tulungagung juga sedang dalam tahap pembangunan bandara baru untuk menjangkau kawasan sekitarnya, seperti Trenggalek, Kediri, Blitar, dan Madiun.

"Rencana bandara di Tulungagung memang masih baru, namun Pemerintah Pusat melirik lokasi ini dan telah menerjunkan tim untuk menyurvei kelayakan pembangunan di sana," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Terkait rencana itu, tim dari Kementerian Perhubungan didampingi perwakilan Angkasa Pura I melakukan kajian lokasi rencana pendirian bandara pada Kamis (15/9).

Bupati Tulungagung Syahri Mulyo menyampaikan, dari empat yang diusulkan, tim Kemenhub dan Angkasa Pura meninjau satu lokasi di wilayah perbatasan antara Kecamatan Campurdarat dan Tanggunggunung.

Menurut dia, probabilitas lahan yang ditinjau untuk dipilih sebagai lokasi bandara komersial sangat besar, terlebih lokasinya dinilai strategis yang mudah diakses dari jalur lintas selatan (JLS).

Selain itu, lanjut dia, lahan yang diusulkan berstatus hutan negara atau di bawah pengelolaan Perhutani sehingga proses pembebasan dinilai lebih mudah.

Pembangunan bandara ini diyakini mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah selatan Pulau Jawa yang selama ini terisolasi dari ruang udara, sekaligus mempermudah akses dari maupun ke Surabaya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016