Bandung (ANTARA News) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menyatakan puas dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Tahun 2016 di Jawa Barat yang berlangsung di 16 kabupaten/kota dari tanggal 17-29 September.

"Kami sangat puas, terutama KONI Pusat terutama dengan adanya pemecahan prestasi rekor dari atlet remaja, seperti dari renang dan cabor lainnya," kata Ketua KONI Pusat Tono Suratman dalam jumpa pers di Media Center Utama PON XIX di Kota Bandung, Rabu.

Menurut Tono, torehan prestasi dari atlet pada PON XIX bisa menjadi bahan untuk pelatnas agar mendapat atlet terbaik yang akan berlaga di ajang Asian Games 2018 dan SEA Games 2017.

Selain itu, lanjut dia, jumlah pelanggaran yang terjadi pada PON XIX/2016 Jawa Barat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan PON XVIII/2012 Riau.

"Pelanggaran yang dihadapi panwasrah, waktu di PON Riau 2012 mencapai 41 tapi di PON 2016 Jabar jumlahnya hanya sembilan," kata dia.

Ia mengatakan seluruh laporan/kasus pelanggaran dari kontingen kepada pengurus sudah diselesaikan oleh PB PON melalui rapat ketua kontingen yang digelar setiap pagi selama PON berlangsung.

"Walaupun ada riak-riak kecil yang terjadi seperti keributan di venue renang, itu adalah hal yang memang tidak dikehendaki, tapi kita maklumi bahwa semua kontingen ingin mendapatkan prestasi. Kita melalui panwasrah melalui panpel untuk selalu melakukan evaluasi dan menerima saran dari peserta dan oficial," kata dia.

Ia berharap, pelaksanaan PON 2016 dan PON 2020 di Provinsi Papua bisa menjadi marwah pusaka Indonesia dalam memajukan bidang olahraga.

"PON adalah marwah pusaka negara kita di bidang olahraga sehingga harus dijaga dan PON bukan soal medali tapi suatu karakter bnagsaa demi kemajuan dan perdamaian Indonesia," ujar dia.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016