Presiden menyampaikan bahwa ini semuanya harus berjalan dengan demokratis untuk memilih pemimpin yang mampu membangun DKI. Karena ibu kota membutuhkan pemimpin yang kuat, yang punya komitmen besar untuk memberikan kontribusi besar bagi Indonesia untu
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan agar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang diselenggarakan secara serentak pada 2017 berjalan secara damai dan demokratis.

Pemerintah dalam hal ini juga sekali lagi menegaskan tidak memihak kepada pasangan mana pun dalam gelaran Pilkada, khususnya Pilkada DKI Jakarta 2017.

Hal tersebut kembali ditegaskan pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, pada Rabu di ruang wartawan Istana Kepresidenan.

"Presiden menyampaikan bahwa ini semuanya harus berjalan dengan demokratis untuk memilih pemimpin yang mampu membangun DKI. Karena ibu kota membutuhkan pemimpin yang kuat, yang punya komitmen besar untuk memberikan kontribusi besar bagi Indonesia untuk menjadi negara yang besar," kata Pratikno di hadapan para jurnalis.

Terkait dengan sejumlah pemberitaan yang menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo memberikan dukungan untuk salah satu pasangan yang diusung dengan cara mengutus Menteri Sekretaris Negara untuk bertemu ketua umum partai pengusung pasangan tersebut, Pratikno secara tegas memberikan bantahannya.

Pratikno menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah melakukan ataupun terlibat dalam satu pun pertemuan dengan ketua umum maupun pengurus partai yang dimaksud.

"Tidak benar. Jadi saya sama sekali tidak menemui apalagi berkunjung ke Pak Prabowo atau ke pengurus Gerindra yang lainnya. Saya tidak pernah berkunjung ke sana menemui dan tidak pernah pula bertemu dalam beberapa minggu ini, sebelumnya juga tidak pernah," tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Pratikno yang secara resmi dilantik menjadi Mensesneg bersama dengan menteri lainnya pada 27 Oktober 2014 juga menerangkan bahwa sebelumnya tidak ada kedekatan sama sekali antara dirinya dengan ketua umum salah satu partai pengusung pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Bahkan, sampai dengan saat ini, ia masih mencoba untuk mengingat apakah pernah bertemu dengan ketua umum salah satu partai politik yang diberitakan sejumlah media.

"Saya sebelumnya tidak kenal secara personal dengan Pak Prabowo sama sekali. Saya juga masih mengingat-ingat apakah saya pernah bertemu beliau. Kelihatannya belum pernah juga ya," ujarnya.

Menanggapi pertanyaan para jurnalis yang menganggap bahwa pernyataan yang dikeluarkan oleh wakil ketua umum salah satu partai pengusung yang menyebutkan adanya pertemuan Menteri Sekretaris Negara dengan ketua umum salah satu partai politik, Pratikno menyebutkan bahwa pernyataan tersebut merupakan tuduhan serius.

Namun, ditegaskannya bahwa saat ini dirinya hanya mengklarifikasi dan membantah pemberitaan tersebut sebelum menempuh upaya lainnya.

"Ya sebetulnya serius sekali. Yang jelas kalau Pratikno Menteri Sekretaris Negara kan ya pasti saya, tidak ada yang lain. Saya tidak tahu motifnya apa, tapi yang jelas hal tersebut tidak benar," tegasnya.

Senada dengan Mensesneg, sehari sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP telah menyatakan bahwa posisi Joko Widodo sebagai kepala negara ialah berdiri di atas semua kubu.

Presiden menegaskan bahwa dirinya tidak memihak kepada pasangan mana pun dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Presiden selalu katakan netral, berdiri di atas semua pasangan calon. Jadi, Presiden mendukung Pilkada yang jujur, adil, dan demokratis," terang Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa.

Hal tersebut sekaligus menepis dugaan intervensi maupun dukungan pihak Istana terhadap salah satu calon pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada gelaran Pilkada 2017.


Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016