Pekanbaru (ANTARA News) - Satuan tugas (Satgas) siaga darurat kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau telah menyebar sebanyak 61,24 ton garam sebagai upaya modifikasi cuaca guna membentuk hujan buatan untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

"Total garam yang disebar hingga hari ini 61,24 ton garam. Sementara yang tersisa 13,88 ton garam," kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Rabu.

Program TMC yang dilakukan BPPT bersama dengan satuan tugas kebakaran hutan dan lahan Satgas siaga darurat Karhutla Riau dimulai sejak pertengahan Juli 2016 lalu. Awalnya, operasi TMC tersebut menggunakan pesawat Cassa 212 dengan registrasi PK-PCT. Namun, pesawat yang telah menyebar 40 ton garam itu diperbantukan ke Sumatera Utara.

Kini, upaya modifikasi cuaca dilanjutkan dengan pesawat jenis yang sama dengan nomor registrasi A-2107 yang juga bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Dengan A-2107, kita telah menyebar 21,6 ton garam dari 27 sortie penerbangan," ujarnya.

Hingga kini, dia mengatakan pesawat yang mampu mengangkut satu ton garam dengan sasaran awan Cumulus pada ketinggian 9.000 hingga 12.000 kaki itu terus beroperasi hampir setiap hari untuk membentuk hujan buatan guna mencegah dan menanggulangi bencana Karhutla.

Beberapa wilayah yang telah disemai garam yakni wilayah pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Siak. Kemudian penyemaian garam juga dilakukan di langit Pelalawan, Kampar, dan Indragiri Hilir.

Namun, Edwar mengatakan operasi modifikasi cuaca tetap menunggu hasil pantauan BPPT terkait keberadaan awan yang memungkinkan menghasilkan hujan. Seperti hari ini, modifikasi cuaca tidak dilakukan karena sesuai perhitungan BPPT tidak ada awan berpotensi menghasilkan hujan.

Selain mengandalkan hujan buatan, Edwar menuturkan Satgas turut diperkuat dengan sejumlah armada seperti 2 unit MI-8, 1 unit heli MI-171, 1 unit heli Sikorsky, 1 unit heli Bolkow 105, serta dua unit pesawat Air Tractor. Seluruh armada itu dimanfaatkan untuk pengeboman air.

Data yang dihimpun dari Satgas siaga darurat, Karhutla yang terjadi hampir merata di Riau sejak Januari 2016 hingga kini telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare. Sementara itu sejauh ini Polda Riau telah menetapkan 94 tersangka dalam perkara Karhutla termasuk dua diantaranya korporasi, PT WSSI dan PT SSP.

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016.

Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan perpanjangan status itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016