Semarang (ANTARA News) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia menyatakan Jepang dan Korea Selatan tengah membutuhkan banyak tenaga medis dari Indonesia.

"Tahun ini banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai perawat melalui program G to G," kata Staf BNP2TKI Ratih Utami Putri di sela acara Mega Career Expo di Gedung Wanita Semarang, Kamis.

Ratih menjelaskan program G to G adalah program penempatan TKI ke luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah atas dasar perjanjian tertulis antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah negara tujuan.

Dikatakannya, saat ini dibutuhkan lulusan D3 Keperawatan untuk bekerja di panti jompo, sedangkan untuk S1 Keperawatan akan dipekerjakan di rumah sakit yang terletak di berbagai wilayah di Jepang dan Korea Selatan.

"Selain lulusan keperawatan, para calon TKI juga harus memiliki kemampuan berbahasa Jepang atau Korea. Jika belum mempunyai sertifikat hasil tes, kami dari BNP2TKI akan memfasilitasi," katanya.

Kebutuhan akan tenaga medis, menurutnya merupakan implikasi dari kondisi demografi di Jepang dan Korea Selatan yang lebih didominasi oleh penduduk lanjut usia. Sedangkan masyarakat di usia produktif di sana cenderung lebih banyak bekerja di sektor industri salah satunya elektronik.

Ratih memastikan pekerja yang diseleksi lewat BNP2TKI akan mendapatkan asuransi, perjanjian prapenempatan, perjanjian kerja, dan informasi gaji yang sesuai.

"Para TKI di Korea Selatan akan mendapat gaji minimal kurang lebih sekitar 1,2 juta won, sementara di Jepang 22 ribu won per bulan," katanya.

Untuk diketahui, program G to G sudah berjalan sejak 2003. Sejauh ini penempatan TKI melalui program tersebut relatif lebih aman dan hampir tidak ada pengaduan.

Sementara itu, pihaknya mengingatkan calon tenaga kerja, kontrak kerja untuk Jepang dan Korea Selatan berkisar antara 2-3 tahun.

"Selama kontrak berjalan, TKI tidak diizinkan untuk pulang ke Indonesia," katanya.

Pewarta: Aris W Widiastuti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016