Situbondo (ANTARA News) - Panitia pelaksana Pameran dan Kontes Bonsai di Situbondo, Jawa Timur, mengemukakan bahwa transaksi jual beli dalam acara pameran tanaman yang memiliki nilai seni tersebut mencapai ratusan juta rupiah sehingga perlu terus diadakan setiap tahun karena berdampak terhadap perekonomian di Kota Santri itu.

"Pameran dan Kontes Bonsai di Alun-alun Situbondo ini tentu berdampak besar pada perekonomian para penghoby bonsai. Selama empat hari saja pemeran dan kontes ini telah terjadi transaksi jual bonsai mencapai Rp350 juta rupiah," kata Ketua Panitia Pameran dan Kontes Bonsai Situbondo H Afandi di Situbondo, Kamis.

Menurut dia, pameran dan kontes bonsai yang merupakan ekonomi kreatif masyarakat dapat terus dikembangkan di Situbondo. Dan karenanya Pemerintah Kabupaten Situbondo diharapkan agar memfasilitasi pameran serupa di tahun berikutnya.

Karena tingginya penggemar bonsai di Situbondo, katanya, harga setiap pot bonsai yang diikutsertakan dalam pameran dan kontes ini cukup tinggi, yakni mulai harga Rp500 ribu hingga Rp300 juta.

"Pameran dan Kontes Bonsai Situbondo ini mulai 24-30 September 2016. Kami memperkirakan transaksi jual beli dalam pameran bonsai ini hingga 30 September bisa mencapai Rp1 miliar, karena perlu diketahui pesertanya ini dari berbagai daerah di Indonesia," katanya.

Afandi menyebutkan, yang mengikuti pameran dan kontes tersebut mencapai 400 pot bonsai dan 26 jenis kategori. Dan untuk lomba bonsai adenium paling bergengsi yaitu jenis "total performance" (TP)

"Untuk penggemar kategori "total performance" ini cukup besar sehingga harganya dipasaran juga cukup tinggi," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Situbondo Yoyok Mulyadi mengatakan, mengapresiasi terselenggaranya Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Situbondo yang diikuti oleh ratusan pecinta bonsai di Indonesia.

"Pameran dan kontes bonsai ini bisa mengangkat nama Situbondo, dan tentunya pemerintah daerah ingin hal ini diselenggarakan rutin setiap tahun kendati tidak di Situbondo," katanya.

Pewarta: Novi/Zumrotun
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016