New York (ANTARA News) - Wakil dari Demokrat Hillary Clinton meraih 5 persen poin lebih tinggi dari capres Partai Republik Donald Trump dalam jajak pendapat menjelang pemilihan presiden AS, menurut jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos, kira-kira keunggulan yang sama dalam seluruh bulan.

Hasil survei menunjukkan pergerakan kecil menyusul debat presiden Senin malam lalu, yang pertama dari tiga debat menjelang pilpres 8 November mendatang.

Jajak pendapat pelacakan nasional 23-29 September menunjukkan bahwa pemilih cenderung mendukung Clinton dibanding Trump dengan 43 berbanding 38 persen, sementara 19 persen mengatakan mereka tidak memilih keduanya.

Clinton telah sebagian besar mengungguli Trump dalam jajak pendapat tahun ini, dan tingkat dukungannya 4-5 persen lebih tinggi dibandingkan Trump pada masing-masing empat minggu terakhir.

Dalam jajak pendapat terpisah yang termasuk calon partai alternatif, Clinton memimpin dengan 4 persen poin. Di antara pemilih potensial, 42 persen mendukung Clinton, 38 persen untuk Trump, 7 persen mendukung calon Libertarian Gary Johnson dan 3 persen untuk Jill Stein dari Green Party.

Debat hari Senin merupakan debat presiden yang paling banyak ditonton dalam sejarah AS, dengan perkiraan 84 juta orang menyimak perdebatan selama kurang lebih 90 menit.

Sekitar 56 persen orang dewasa Amerika yang menyaksikan debat mengatakan Clinton menang, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada hari Rabu.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan secara online dalam bahasa Inggris di seluruh 50 negara bagian. Jajak pendapat meliatkan 2.501 orang yang dianggap pemilih potensial karena status pendaftaran mereka, historis suara, dan niat menyatakan untuk memilih dalam pemilu.

Rata-rata hasil jajak pendapat yang dikumpulkan oleh RealClearPolitics menunjukkan Clinton mengungguli Trump 2,9 persen poin pada hari Jumat, atau 47,3 hingga 44,4 persen, sedikit lebih rendah dari margin sebelumnya 3 poin pada Rabu, tapi juga naik dari 0,9 poin pada 19 September, demikian Reuters melaporkan.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016