London 21/4/1962 (Antara) - Hari Kartini dirajakan di London oleh masjarakat wanita Indonesia di Inggeris hari Djum’at kemarin.

Nj. Diah, isteri dari Dutabesar Indonesia di Inggeris, dalam kata sambutannja a.l. meriwajatkan perdjuangan kaum wanita Indonesia jang dipelopori oleh R.R.Kartini untuk memperoleh kedudukan jang sesuai dgn djaman modern dengan malampaui banjak perdjuangan melawan tradisi kuno dan kolot.

Perajaan Hari Kartini itu dimaksudkan sebagai pertemuan melulu untuk wanita sadja. Dalam kesempatan tsb hadir djuga pers Inggeris dan inilah apa jang ditulis oleh “the Guardian” jang terbit pagi ini di London:

“Tidak ada seorang anggota diplomatik jang mengangkat alisnja hari ini, ketika nj. Diah, isteri dari Dutabesar Indonesia, mengikutsertakan rakjat di Irian Barat sebagai rakjat jang mempunyai kebiasaan lain lagi diantara sekian banjak rakjat Indonesia jang hidup ditiga ribu pulau2 itu. 

 Pandangan (dalam pertemuan Hari Kartini itu, Red.) menundjukkan berbagai tjorak jang anekawarna, dan sekalipun tidak kelihatan disitu warna berkilau2an seperti jang terlihat dalam pameran pakaian Pakistan baru2 ini, pertemuan Hari Kartini itu makin memberikan kesan bagaimana membosankan pakaian Barat”.

Nj. Diah dalam sambutan itu memberikan gambaran mengenai pendidikan wanita Indonesia djaman dahulu dibandingkan dengan anak2 wanita djaman sekranag dengan mentjeritakan pengalaman hidup ibunja sendiri. Ibunja, jang lahir dalam tahun 1890 tidak pernah mendapatkan pendidikan formil, ketjuali peladjaran2 agama. Ia menerima peladjaran2 tentang tata-susila Indonesia, membatik, memasak dan memelihara rumah tangga sampai ia kawin pada umur 18 tahun.

Dewasa ini, kata nj. Diah selandjutnja, Indonesia dapat membanggakan diri mempunjai banjak kaum intelektuil wanita, pegawai2 wanita, kaum poligik dan diplomat wanita, bahkan Menteri wanita dalam kabinet RI sekarang.

“Ini semua kita peroleh berkat djasa Kartini, jang tjita2nja dan gagasan2nja telah menjebabkan kita memperoleh apa jang ia seniri tidak pernah dapat mentjapainja. Tjita2nja adalah untuk mendjadi guru agar dapat mendidik rakjatnja dan membuka mata mereka terhadap dunia jang luas. Tetapi ia tidak dapat hidup terus untuk melihat hasil gemilang jang ditjapai dalam perdjuangannja setjara diam2 itu. Kartini meninggal ketika ia melahirkan anakndja pada umur 25 tahun, demikian nj. Diah. 

Sumber: arsip 1962/Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016