Medan (ANTARA News) - Daya saing Sumatera Utara pada 2016 merosot jauh dari 2015 atau menjadi di urutan ke-24 dari 33 provinsi di Indonesia, akibat banyak faktor mulai kasus korupsi hingga infrastruktur yang belum memadai.

"Hasil penelitian dari Asia Competitiveness Institute Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapura itu, benar-benar dirasakan dan meresahkan pengusaha anggota Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Sumut, " kata Sekretaris Apindo Sumatera Utara, Laksamana Adiyaksa, di Medan, Minggu.

Berdasarkan data universitas itu, pada 2015, daya saing Sumatera Utara masih berada di posisi ke-15, di mana pada tahun itu peringkat Sumatera Utara sudah naik dari 2014 yang masih ke-19.

Peringkat Sumatera Utara  yang jauh di bawah Riau, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat itu sangat disayangkan karena potensi Sumatera Utara yang sangat besar.

Sumatera Utara, bukan hanya memiliki potensi besar dalam sumber daya alamnya, tetapi juga letaknya yang strategis, bandara yang memadai, pasar untuk penyerapan produk dan pekerja/tenaga kerja.

"Jadi kalau daya saing Sumut anjlok, sangat disayangkan," ucap Adhyaksa. 

Menurut dia, kecemasan pengusaha dengan merosotnya peringkat daya saing itu semakin besar karena Sumatera Utara juga merosot pada aspek lain, mulai dalam stabilitas ekonomi makro, layanan publik, kualitas hidup dan termasuk pembangunan infrastruktur.

Pemerintahan setempat yang bersih dan bebas dari korupsi menjadi penentu utama. 

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016