Pontianak (ANTARA News) - Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Barat dan Polres jajaran mengamankan sebanyak 31,36 kilogram sabu dan sebanyak 2.990 butir ekstasi selama periode Januari sampai September 2016.

"Kami menangkap sebanyak 552 tersangka," kata Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Suhadi SW di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, selain sabu dan ekstasi, pihaknya juga menyita 2.336.590 botol minuman keras berbagai jenis, ganja sebanyak 9,14 kilogram, dan happy five sebanyak 39.744.

Dari 441 kasus narkoba yang ditangani Direktorat Reserse Narkoba dan jajarannya, sebanyak 381 berkas kasus sudah dilimpahkan ke kejaksaan untuk diperiksa dan 60 kasus tinggal pelimpahan tersangka dan barang bukti.

"Dengan demikian semua kasus narkoba selama tahun 2016 dapat dituntaskan tanpa ada tunggakan kasus," katanya.

Jika dilihat dari kasus yang terjadi, kata Suhadi, ternyata semua Polres menangani kasus narkoba dan rata-rata di atas dua puluh kasus.

Artinya, kasus narkoba tidak boleh dianggap ringan, semua pihak harus ikut berperan serta, mulai dari lingkungan yang paling kecil keluarga, terus melebar di lingkungan sekolah, lingkungan adat, tokoh agama, dan semua instansi pemerintah baik sipil maupun TNI dan Polri, katanya.

"Kalau hanya mengharapkan dari Polri, BNNP, dan BNNK serta TNI maka akan sulit membebaskan Kalbar dari narkoba," katanya.

Polda Kalbar mencatat penangan kasus narkoba tertinggi Polresta Pontianak Kota sebanyak 96 kasus, Dit Resnarkoba 73 kasus, Polres Sanggau 44 kasus, Polres Ketapang 33 kasus, Polres Mempawah 32 kasus, Polres Singkawang dan Sintang masing masing 29 kasus.

Polres Kapuas Hulu 25 kasus, Polres Sambas 24 kasus, serta Polres Landak, Polres Bengkayang, Polres Sekadau, dan Polres Melawi masing-masing di bawah 20 kasus.

Tingginya angka kasus narkoba di Kalimantan Barat dipengaruhi oleh letak geografis yang memiliki perbatasan darat sepanjang 867 kilometer dengan Malaysia. Di sepanjang perbatasan tersebut terdapat 52 jalan setapak yang bisa menghubungkan dengan 30 kampung di Malaysia.

"Belum lagi wilayah perairan Kalbar yang terbuka dan berbatasan langsung dengan negara segitiga emas penghasil narkotika terbaik dunia, yaitu Myanmar, Laos, dan Thailand. Kesemuanya itu memberikan kontribusi maraknya penyalahgunaan narkoba di Indonesia terrmasuk di Kalbar," kata Suhadi.

Pewarta: Andilala
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016