PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Senin, mengutuk serangkaian serangan terhadap misi pemelihara perdamaian PBB di Mali, yang dikenal dengan nama MINUSMA, sehingga menewaskan seorang prajurit dari Chad dan melukai delapan lagi.

Menurut PBB, empat serangan berbeda yang ditujukan ke instalasi dan personel MINUSMA dilancarakan di Aguelhok, wilayah Kidal di Mali Utara, pada Senin pagi.

Ban menyatakan serangan terhadap prajurit pemelihara perdamaian PBB adalah kejahatan perang, dan menyerukan tindakan cepat untuk menyeret para pelaku serangan ke pengadilan, kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya.

MINUSMA telah berulangkali menjadi sasaran serangan teror di Mali. Sejauh ini, misi tersebut telah kehilangan lebih dari 60 anggotanya, sehingga menjadikannya misi aktif PBB yang paling mematikan.

Pada Mei saja, serangkaian serangan yang ditujukan ke misi PBB menewaskan 12 prajurit pemelihara perdamaian dan melukai banyak lagi.

Pada penghujung Juni, Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk menaikkan tingkat pasukan MINUSMA guna menanggulangi situasi keamanan yang sangat buruk yang dipicu oleh kelompok bersenjata di negeri tersebut.

Di dalam pernyataan itu, Ban juga mendesak semua pihak di Mali agar memenuhi kewajiban mereka berdasarkan Kesepakatan mengenai Perdamaian dan Perujukan di Mali, demikian laporan Xinhua.

Kesepakatan tersebut adalah upaya untuk memulihkan kestabilan dan keamanan di wilayah itu.

Kesepakatan perdamaian tersebut ditandatangani pada Juni 2015 oleh kelompok bersenjata Koordinasi des Mouvements de lAzzawad, setelah penandatanganannya pada Mei 2015 oleh Pemerintah Mali dan satu pihak ketiga, koalisi kelompok bersenjata Plateforme.

Pemerintah Mali telah berusaha memulihkan kestabilan setelah serangkaian kemunduran sejak awal 2012, termasuk satu kudeta militer, pertempuran baru antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Tuareg, dan perebutan wilayah utaranya oleh kelompok fanatik.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016