Muara Teweh (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kini masih kekurangan sekitar 500 guru dari berbagai tingkatan sekolah.

"Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Barito Utara, kita masih kekurangan tenaga guru sekitar kurang lebih 500 orang," kata Kepala Dinas Pendidikan Barito Utara, Elpi Epanop di Muara Teweh, Selasa.

Kekurangan tenaga pengajar, menurut Elpi, terjadi karena relatif banyak sekolah sistem satu atap (Satap) yang masih membutuhkan tenaga guru, sedangkan pada sisi lain sejumlah guru justru telah memasuki masa pensiun.

Ditambah pula beberapa tahun terakhir tidak ada penerimaan tenaga CPNS baru untuk tenaga guru, sehingga memberi pengaruh terhadap jumlah kekurangan tenaga guru di daerah ini.

"Sekarang kita masih kekurangan tenaga guru. Harapannya tahun depan akan ada penerimaan CPNS untuk tenaga guru, guna mengisi kekurangan tenaga guru di sekolah-sekolah yang ada di desa pedalaman," katanya didampingi Kepala Bidang SD dan SLTP, Asmuri.

Terkait sebaran guru, dia mengakui bahwa di wilayah Kabupaten Barito Utara tergolong belum merata atau berlebih di ibukota kabupatan dan kota, sementara di pedesaan kurang.

Pemerataan sebaran guru di daerah ini merupakan tantangan, sebab guru-guru sudah banyak yang menetap dengan keluarganya, baik di dalam kota maupun di ibu kota kecamatan.

"Akan tetapi saat ini dengan adanya program sertifikasi guru, sebagian guru yang semula bertugas di sekolah yang ada di dalam kota dengan kemauannya sendiri, meminta untuk dipindahkan ke sekolah yang membutuhkan tenaga guru di desa," kata dia.

Hal itu dilakukan para guru untuk memenuhi target jam mengajar sertifikasi, sesuai dengan aturan yang berlaku yakni 24 jam.

"Kami juga berharap ke depannya tidak ada lagi sekolah yang kekurangan tenaga guru di daerah ini," ujar Elpi.

Pewarta: Kasriadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016