Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tengah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi kenaikan harga beras yang diakibatkan masuknya musim paceklik, dimana saat ini harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,29 persen.

"Untuk beras, akan mengalami kenaikan harga karena masuk musim paceklik. Sehingga kami perlu mulai mempersiapkan langkah-langkah mobilisasi untuk stok di penggilingan hasil panen raya yang belum masuk ke pasar," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Oke mengatakan Kementerian Perdagangan akan melakukan pembahasan dengan Perum Bulog tentang langkah-langkah yang akan diambil, berdasarkan informasi dan pemantauan rata-rata harga beras di lapangan meskipun saat ini masih dalam kondisi yang wajar.

Memasuki musim paceklik, harga beras diperkirakan mengalami kenaikan sehingga pemerintah menyiapkan upaya dengan memobilisasi stok beras hasil panen raya di penggilingan yang belum masuk ke pasar.

"Kita baru akan membahas dengan Perum Bulog. Ini prediksi (harga beras akan naik), sehingga kami masih memiliki waktu untuk segera mengambil langkah persiapan mobilisasi tersebut," kata Oke.

Selain itu, pemerintah juga mengantisipasi adanya kenaikan harga cabai merah keriting akibat gangguan cuaca, di mana tercatat harga komoditas tersebut mengalami kenaikan sebesar 7,63 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Saat ini, lanjut Oke, Kementerian Pertanian tengah melakukan pemantauan langsung ke Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan sentra produksi untuk cabai di dalam negeri. Pemantauan tersebut meliputi produksi dan juga sistem distribusi komoditas tersebut.

"Sementara Kemendag terus melakukan pemantauan harga, stok dan pasokan barang kebutuhan pokok di seluruh provinsi di Indonesia, untuk melihat perkembangan harga dan memastikan kecukupan stok barang kebutuhan tersebut di masing-masing daerah, kata Oke.

Menurut Oke, secara keseluruhan rata-rata harga bahan kebutuhan pokok di dalam negeri dalam konsisi stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Terkait dengan gangguan cuaca yang akan berdampak terhadap produksi di dalam negeri, ia menyatakan bahwa hingga saat ini masih belum banyak berdampak namun akan tetap menjadi pantauan pemerintah.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat harga rata-rata gabah kering panen di tingkat petani pada September 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,29 persen menjadi Rp4.537,00 per kilogram dari bulan sebelumnya, yang diakibatkan musim panen raya hampir berlalu.

Sementara itu, kenaikan untuk harga rata-rata GKP juga terjadi di tingkat penggilingan sebesar 1,26 persen menjadi Rp4.621,00 per kilogram dibandingkan dengan gabah kualitas sama pada Agustus 2016. kenaikan juga terjadi untuk harga rata-rata gabah kualitas rendah di tingkat petani sebesar 1,98 persen menjadi Rp4.076,00 per kilogram, dan di tingkat penggilingan sebesar 2,35 persen atau menjadi Rp4.184,00 per kilogram.

Pada September 2016 rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan tercatat sebesar Rp8.965,00 per kilogram atau naik sebesar 0,72 persen, dan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.578,00 per kilogram atau naik sebesar 0,89 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016