Washington (ANTARA News) - Petenis Maria Sharapova sedang menghitung hari sampai ia dapat kembali bermain setelah dipastikan bisa bertanding lagi pada April mendatang, menyusul pengurangan skorsing oleh Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) kepada mantan petenis peringkat satu dunia itu dari dua tahun menjadi sembilan bulan, Selasa.

Sharapova (29), yang dapat kembali bermain pada 26 April dan akan dapat bermain pada tiga dari empat Grand Slam tahun depan, mengatakan dirinya tidak sabar untuk kembali masuk lapangan pertandingan.

Petenis Rusia itu, yang kasusnya menimbulkan berbagai opini dan membuat dirinya kehilangan sponsor, mendapat skors awal -- yang dimulai pada 26 Januari 2016 -- oleh Federasi Tenis Internasional (ITF) menyusul hasil positif untuk penggunaan obat-obatan tipe meldonium.

Meldonium ditambahkan dalam daftar zat-zat terlarang Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada awal tahun, setelah banyak bukti bahwa obat itu memacu laju darah dan mendongkrak performa atlet.

Panel Arbitrasi mengurangi hukuman itu sebanyak 15 bulan dan mendapati bahwa ia "melakukan beberapa derajat kesalahan" melalui agennya Max Eisenbud, yang keliru memeriksa perubahan daftar zat-zat terlarang dan tidak bisa memastikan kliennya telah melakukannya.

Pada pernyataan Sharapova mengatakan ia telah mengambil pelajaran dan berharap otoritas yang berwenang juga melakukannya.

"Dalam banyak cara, saya merasa seperti sesuatu yang saya cintai telah direbut dari saya dan akan benar-benar menyenangkan untuk mendapatkannya kembali," kata juara Grand Slam sebanyak lima kali ini melalui halaman Facebook resminya.

"Tenis adalah hasrat saya dan saya merindukannya. Saya menghitung hari sampai saya dapat kembali ke lapangan," katanya seperti dikutip Reuters.

Sharapova, yang mendapatkan 29,7 juta dolar pada tahun lalu sehingga membuat dirinya menjadi atlet putri dengan bayaran tertinggi, menyebut peraturan asli ITF sebagai "sangat tidak adil," ketika pengadilan olahraga mendapati dirinya tidak sengaja melanggar peraturan-peraturan anti doping.

Sang petenis mengakui dirinya mengonsumsi meldonium pada Grand Slam pembukaan musim di Melbourne, namun mengatakan dirinya tidak mencermati bahwa obat itu telah dilarang oleh WADA.



"Mengorbankan teman"

"Saya telah belajar dari hal ini, dan saya harap ITF pun demikian," kata Sharapova, menambahkan bahwa dirinya selalu bertanggung jawab karena tidak mengetahui bahwa suplemen yang telah dikonsumsinya selama sepuluh tahun kini tidak lagi diizinkan.

Ia mengatakan federasi-federasi lain telah melakukan hal yang lebih baik dalam memperingatkan para atlet terkait perubahan peraturan, khususnya di Eropa Timur di mana meldonium, atau mildronate, digunakan oleh jutaan orang.

"Sekarang proses ini telah selesai, saya berharap ITF dan otoritas anti doping lainnya yang relevan akan mempelajari apa yang dilakukan federasi-federasi lain, maka tidak ada lagi petenis yang harus menjalani apa yang saya lalui," tambahnya.

Petenis AS Pam Shriver, mantan juara Grand Slam sebanyak dua kali, mengatakan melalui Twitter bahwa pernyataan Sharapova bermakna "ITF mengorbankan teman."

ITF, badan tenis dunia, mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka percaya langkah-langkah yang perlu telah diambil untuk mempublikasikan perubahan terhadap daftar zat yang dilarang dikonsumsi atlet.

"Walau demikian, kami telah meninjau ulang, dan akan terus meninjau ulang, proses-proses kami untuk mengkomunikasikan perubahan terhadap Daftar Zat Terlarang untuk para petenis dengan tujuan memastikan tidak ada petenis yang dapat mengklaim bahwa mereka belum mendapat informasi," tambah pernyataan itu.

Steve Simon, ketua eksekutif Asosiasi Tenis Putri (WTA) mengatakan, "TADP (program anti doping tenis) memiliki proses yang komprehensif dan adil, dan kami mendukung keputusan akhir."

"Kami senang bahwa proses itu kini telah selesai dan kami tidak sabar untuk melihat Maria kembali ke lapangan pada 2017."

(Uu.H-RF)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016