Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin untuk membahas rencana kerjasama pengembangan industri perkeretaapian khususnya di Kalimantan.

"Indonesia dan Rusia memiliki hubungan historis, kerjasama dalam bidang pengembangan industri perkeretaapian ini adalah dalam rangka menjaga dan meningkatkan hubungan tersebut," ujar Menhub Budi dalam keterangan resminya yang diterima Antara, Kamis malam.

Budi menyatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen dan bertanggungjawab atas pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia dalam upaya membangun perekonomian nasional.

"Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Kalimantan merupakan suatu keniscayaan dalam pembangunan ekonomi di Kepulauan Kalimantan," ujarnya.

Terkait pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Kalimantan, Budi mengatakan ada perubahan lokasi pembangunan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi wilayah, Borneo Railways Project yang semula di Kalimantan Tengah dipindahkan ke Kalimantan Timur, karena menurut pemerintah bisnis batubara di Kalimantan Tengah kurang baik dan tidak memiliki substitusi.

"Saya sudah bicara dengan Gubernur Kalimantan Timur dan beliau sangat antusias untuk mendukung rencana ini karena jika batubara bermasalah akan dialihkan ke penumpang terus diarahkan ke tengah untuk mendapat tambahan barang atau minyak, tegas Menhub Budi," ucapnya dan meminta agar Tim Rusia bersama Ditjen Perkeretaapian berdiskusi dengan Gubernur Kalimantan Timur mengenai rinciannya.

Pemerintah akan segera merealisasikan pembangunan infrastruktur perkeretaapian Trans Kalimantan yang akan dimulai dari Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat sepanjang 203 kilometer dengan nilai investasi sebesar 2.423,11 juta dolar AS.

Dengan adanya perkeretaapian di Kalimantan diharapkan akan dapat mendukung industri batu bara di Kalimantan khususnya arus perpindahan batu bara dari tambang ke pelabuhan sehingga dapat mengurangi beban jalan raya. Jalur lintasan kereta api ini nantinya akan dilengkapi jalur tenaga listrik tegangan tinggi di sepanjang jalur kereta api.

Selain di Kalimantan, Kementerian Perhubungan menawarkan kerja sama dengan pihak Rusia untuk pengembangan perkeretaapian pada lintas Surabaya-Malang di mana saat ini, pergerakan orang dan barang yang cukup tinggi terjadi antara kedua kota di Jawa Timur tersebut.

Namun kondisi jalur kereta api yang masih berupa single track, mengakibatkan sulitnya penambahan kapasitas lintas dan frekuensi kereta api untuk mengakomodasi pergerakan pada lintas tersebut. Hal ini menjadi dasar pertimbangan untuk memprioritaskan pengembangan pada lintas sepanjang 251 km tersebut.

Pertemuan antara Menteri Perhubungan dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia itu, diadakan di Bandara Halim Perdana Kusumah, sesaat sebelum Menteri memulai perjalanannya ke Miangas dan Natuna pada Rabu (5/10) lalu. Dalam pertemuan itu, selain Menhub dan Dubes, juga dihadiri Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono dan Direktur Utama Kereta Api Rusia Oleg Belozerov. 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016