Kalau gua punya duit Rp10 T, Rp55 miliar gua taruh, gua bantu orang aja terus
Jakarta (ANTARA News) - Petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah rumor yang beredar di dunia maya bahwa dia membayarkan mahar sebesar Rp10 triliun kepada PDI-Perjuangan untuk bisa diusung sebagai calon gubernur pada Pemilihan Gubernur DKI 2017.

Pria yang akrab disapa Ahok itu malah berkata, seandainya memiliki uang sebanyak itu, dia akan memilih tidak menjadi pejabat karena dengan uang sebesar itu dia bisa membantu masyarakat dari uang yang seandainya dimilikinya itu.

"Kalau Rp10 T, deposito kira-kira tiap bulan kamu dapat hampir Rp60 miliar. Kalau gua punya duit Rp10 T, Rp55 miliar gua taruh, gua bantu orang aja terus," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.

"Kalau saya punya Rp10 T deposito, hampir Rp60 miliar tiap bulan gua bisa bantu orang. Dana abadi. Tapi belum pernah ketemu perusahaan, yayasan sehebat mana pun naruh Rp10 T dana abadi," sambung Ahok.

Rumor mahar Rp10 triliun yang dibayarkan Ahok kepada PDI-Perjuangan untuk bisa maju didampingi petahana Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat bergulir di Facebook dari status salah seorang wartawan senior di pengujung September 2016 lalu.

Makin derasnya tanggapan-tanggapan yang bermunculan atas kabar burung itu bahkan menggerakkan DPP PDI-Perjuangan pada Kamis (6/10) melaporkan pemberitaan yang dilakukan sebuah media daring yang mengunggah konten berjudul "Wow Menteri Bocorkan Mahar Ahok ke PDIP Rp 10 triliun" ke Polda Metro Jaya.

Ahok sendiri menyebut merebaknya rumor seperti itu adalah buah tindakan para pengecut yang tidak mengerti cara bertanding dalam kontestasi Pilgub DKI 2017 lewat cara yang seharusnya.

"Itu tindakan pengecut si rasis yang enggak ngerti bertanding. Lawan saya tanding saja, ngomong program dong. Ngomong dong, Anda punya program apa, ngomong dong sama saya," tantang Ahok.

"Kan saya sudah bilang kalau lebih pintar dari saya ya ngajar, kalau lebih bodoh ya nurut," kata Ahok lagi.

Pasangan calon petahana Ahok-Djarot diusung koalisi PDI-Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasional Demokrat dan Partai Hati Nurani Rakyat.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016