Jakarta (ANTARA News) - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan, kritik dari pengamat bahwa suara Ahok dan suara Ahok plus Djarot sama persis di angka 31.4 persen adalah tidak benar.

Denny dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu, mengatakan, yang sebenarnya dukungan Ahok dan Ahok plus Djarot tidak sama persis. Yang satu 31.1 persen, yang lainnya 31.4 persen. Dukungannya memang tak banyak berubah. Namun jelas angka dukungannya tidak sama persis. Ada perbedaan, namun di bawah 1 persen saja, seperti makalah hasil Survei LSI yang dirilis pada Jumat (7/10).

Sebelumnya, Peneliti LSI, Ardian Sopa pada Jumat (7/10)  menjelaskan jika pemilihan gubernur putaran kedua digelar hari ini, dan pasangan Ahok-Djarot berhadapan dengan Anies-Sandi maka pasangan Anies-Sandi mendapatkan 38 persen sementara Ahok-Djarot 32 persen suara, sedangkan 29,9 persen belum memutuskan.

Sebaliknya jika petahana berhadapan dengan Agus-Sylvi, maka Ahok-Djarot cuma akan memiliki 31,9 persen suara, sedangkan Agus-Sylvi 35,1 persen suara dan yang belum memutuskan sebesar 33 persen.

Survei LSI dilakukan pada 28 September-2 Oktober 2016 dengan 440 orang responden, wawancara tatap muka, metode multi-stage random sampling, margin error plus-minus 4,8persen. LSI menyatakan survei dilakukan dengan biaya sendiri dan dilengkapi dengan riset kualitatif berupa focus discussion group, media analisa dan wawancara mendalam.

Dalam survei juga disebutkan elektabilitas pasangan Ahok-Djarot sebanyak 31,4 persen, Anies-Uno sebanyak  21,1 persen dan pasangan Agus-Sylviana sebanyak 19,3 persen dan pemilih yang belum memutuskan sebanyak  28,2 persen.

Mananggapi kritik bahwa ketika dua putaran, suara Anies dan Agus tak bisa dijumlah total begitu saja, Denny mengatakan, tentu  semua pemilih Agus tidak 100 persen memilih Anies. Begitu pula sebaliknya. Kritik  ini lebih karena pengamat belum melihat data "Head to Head" dari makalah rilis LSI.

Di sana jelas dituliskan, pendukung Anies di putaran pertama ke Agus di putaran kedua (jika Anies tak ikut putaran kedua): 59, 1 persen, ke Ahok 8,6 persen. Sebaliknya dukungan Agus ke Anies (jika Agus tak ikut putaran kedua) 64,3 persen, ke Ahok 14,3 persen.

"Memang ada simulasi yang menggabungkan suara Anies dan Agus. Tapi  itu bukan dalam rangka melihat putaran kedua. Itu dilakukan untuk membandingkan Ahok dengan sisa dunia (calon lain yang tersedia). Ini hanya untuk menggambarkan betapa Ahok sudah menemukan lawan yang berbeda," kata Denny.

Ketika menanggapi kritik mengangkat isu SARA dalam survei, Denny mengatakan, bahwa di semua survei segmen pemilih itu didetailkan berdasarkan data demografis yang layak diketahui, seperti  status ekonomi, tapi agama, etnis, gender, juga ditanyakan. "Itu hal yang sudah standar baku yang dilakukan oleh lembaga survei di seluruh dunia," katanya.

Terhadap kritik pengamat bahwa survei bagian dari kerja konsultan politik membentuk opini, Denny menjelaskan, di awal konferensi pers sudah dikatakan, survei itu dilakukan di akhir Sept 2016 yangg dibiayai sendiri LSI. "LSI selalu menyediakan CSR berupa survei yang didanai sendiri untuk isu menarik," katanya.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016