Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antar bank di Jakarta pada Senin pagi menguat 39 poin menjadi Rp12.956 per dolar AS.

"Dolar AS terkoreksi terhadap sebagian besar mata uang utama dunia setelah data tenaga kerja Amerika Serikat menambah pekerja dengan jumlah lebih sedikit di bulan September," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan bahwa penggajian non-pertanian Amerika Serikat bertambah 156.000 pada September, turun dari revisi Agustus sebanyak 167.000.

Sementara tingkat pengangguran Amerika Serikat yang naik 0,1 persen menjadi lima persen turut menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.

"Data tenaga kerja itu akan menjadi petunjuk menjelang pertemuan The Fed pada 1-2 November nanti. Investor memperkirakan peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan November tertutup," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan rupiah bergerak menguat seiring dengan kenaikan cadangan devisa, namun sepertinya Bank Indonesia tidak ingin pasokan dolar AS yang terlalu berlimpah di pasar yang dapat mendorong rupiah terlalu kuat.

Selain itu, lanjut dia, sentimen dari tarif listrik yang mulai naik pada Oktober 2016 berpeluang menambah tekanan inflasi ke depan dan dapat menekan rupiah.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016