Yogyakarta (ANTARA News) - PT KAI dan Pertamina Persero melakukan uji coba penggunaan bahan bakar gas alam cair (LNG) untuk kereta pembangkit dengan target pemanfaatan secara komersial pada April 2018.

"Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan, penggunaan liquified natural gas (LNG) untuk kereta pembangkit menunjukkan hasil yang baik dan lebih efisien dibanding penggunaan solar," kata Executive Vice President Eko Purwanto di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, tingkat efisiensi penggunaan LNG mencapai sekitar 80 persen dibandingkan dengan solar. Bahan bakar yang tertampung di tangki LNG yang berada di kereta pembangkit bisa digunakan untuk menempuh perjalanan Yogyakarta-Surabaya pulang pergi dan kembali ke Surabaya.

"Jarak tempuh tersebut setara dengan jarak antara Jakarta-Surabaya. Tentunya, penggunaan LNG ini sangat efisien," katanya.

Ia berharap, penggunaan LNG yang jauh lebih efisien dari solar bisa meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna kereta.

Vice President LNG Pertamina Persero Didik Sasongko mengatakan selain lebih efisien, bahan bakar gas juga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan solar.

"Ke depan, kami berharap penggunaan LNG tidak hanya terbatas pada kereta pembangkit saja tetapi juga ke lokomotif dan ditargetkan bisa digunakan secara komersial mulai April 2018," katanya.

Untuk pemenuhan kebutuhan LNG, Pertamina akan membangun titik-titik distribusi di sejumlah lokasi yang bisa digunakan untuk pengisian LNG kereta. "Saat ini, LNG diambil dari Bontang," kata Didik.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM Kementerian ESDM Sutijastoto mengatakan, penggunaan LNG untuk kereta mendukung konversi bahan bakar minyak ke gas.

Saat ini, konsumsi bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan transportasi memiliki porsi cukup besar yaitu mencapai 83 persen. Padahal, pemerintah menargetkan penggunaan BBM untuk transportasi bisa ditekan menjadi 20 persen pada 2025.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016