Jakarta (ANTARA News) - Menko Kemaritiman sekaligus Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan pembangunan KA Cepat Jakarta-Surabaya akan menggunakan jaringan yang ada saat ini.

"Untuk KA cepat, menggunakan yang ada sekarang, bantalan kita perkuat, kemudian perlintasan kita buat di bawah atau di atas sehingga tidak ada palang pintu yang menimbulkan korban," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan, di jaringan KA Jakarta-Surabaya saat ini terdapat 1.000 titik perlintasan.

Luhut mengharapkan survei bersama pihak Jepang dan Indonesia terhadap proyek itu dapat dikerjakan pada kuartal pertama 2017.

"KA Cepat Jakarta-Surabaya 200 km per jam ini punya impact ekonomi yang luar biasa," kata Luhut.

Nilai investasi proyek tersebut cukup besar yakni mencapai sekitar 2,5-3,0 miliar dolar AS.

Luhut menjelaskan pertemuan dengan Presiden Jokowi pada Selasa ini untuk melaporkan hasil kunjungan ke Jepang guna menindaklanjuti kesepakatan pertemuan PM Jepang Shinzo Abe dengan Presiden Jokowi.

"Saya bertemu dengan PM Abe, menteri-menterinya maupun pejabat lainnya," katanya.

Ia menyebutkan salah satu yang sudah disepakati kedua pemimpin adalah kerja sama maritim yaitu Maritime Economic Corporation yang sudah dirintis etahun yang lalu.

"Itu sekarang kita tindak lanjuti di beberapa tempat, seperti di Natuna berupa eksplorasi minyak, pengembangan ekonomi Sabang, pengembangan Pelabuhan Patimbang di Jawa Barat, pengembangan pertanian di Merauke Papua," katanya.

Juga dibahas kerja sama bidang pendidikan dimana Jepang akan membantu vocational training, juga akan mengirimkan profesornya ke sejumlah PT bidang teknologi di Indonesia.

"Juga kerja sama dalam industri strategis. Seperti proyek KA Cepat Jakarta Surabaya, nanti kita bahas dengan Menteri BUMN juga," katanya.

Ia menyebutkan dari sejumlah kesepakatan, beberapa yang dapat dilaksanakan pada kuartal I 2017 antara lain adalah pembangunan Pelabuhan Patimbang.

"Kemudian joint survey KA Cepat Jakarta-Surabaya 200 km per jam," katanya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016