Manado (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan "29 Th ASEAN Committee on Disaster Management" (ACDM) di Manado, Sulawesi Utara membahas perkembangan dan pengalaman kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

"Cita-citanya adalah membangun ketangguhan terintegrasi dalam prioritas program kerja The ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER) tahun 2016 -2020," kata Sutopo di Manado, Selasa.

Pembahasan pada pertemuan kali ini, kata dia, sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan pada 26-29 April 2016 di Semarang, Jawa Tengah.

"Negara-negara ASEAN menghadapi risiko bencana yang sangat tinggi, karena berdasarkan data Bank Dunia 2011, sejak tahun 2000 lebih dari 100 juta jiwa terkena dampak bencana alam," katanya.

Hampir semua jenis bencana berpotensi terjadi di kawasan ini, seperti gempa bumi, erupsi gunung api, tsunami, banjir, siklon, longsor, dan kekeringan.

Kawasan ASEAN berpotensi menderita kerugian akibat bencana sebesar US$ 4,6 milyar atau sekitar 0,2 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) kawasan setiap tahunnya.

Indonesia sebagai keketuaan ACDM memilih Kota Manado sebagai tuan rumah penyelenggaraan, karena provinsi ini rawan bencana dan sekaligus sebagai daerah tujuan wisata bahari.

Bersamaan dengan ACDM ke-29, Indonesia juga menyelenggarakan secara pararel kegiatan nasional dan regional, seperti "4th ASEAN Ministerial Meeting on Disaster Management (AMMDM)", "ASEAN Day on Disaster Management (ADDM)" dan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2016.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulut Jhon Palandung saat membuka ACDM ke-29 memberikan apresiasinya atas dipilihnya daerah ini sebagai tuan rumah penyelenggaraan.

"Pelaksanaan kegiatan ini sangat mendukung provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa ini menjadi ikon pariwisata," katanya.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016