Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meminta jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat siaga sekaligus meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca yang tidak menentu sekarang dan beberapa bulan ke depan.

"Yang paling sederhana kru BPBD harus selalu bisa dihubungi kapan dan di mana pun dalam rangka kesiapsiagaan bencana. Ini penting dinyatakan karena paling tidak ada dua ragam kesiagaan yakni siaga bencana kekeringan dan siaga bencana banjir," kata Ahmad Heryawan, sebelum berangkat ke Pangandaran, Selasa.

Ia mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) menciptakan PNS BPBD yang dilatih lebih profesional lagi dengan standar internasional dan nantinya kejadian bencana dapat ditangani lebih progresif lagi.

Menurut dia, selain penguatan organisasi, pihaknya sudah mengantisipasi bencana ke depan di sisi tahun ini dengan adanya SK status siaga bencana Pemprov Jabar melalui BPBD Jabar.

Hal ini, kata dia, perlu dilakukan karena hujan terus terjadi di wilayah Jawa Barat dan terjadi kemarau basah akibat fenomena La Nina dan dampak kemarau basah memang menguntungkan warga Jabar yang menggarap sektor pertanian padi namun merugikan warga yang menggarap sektor pertanian holtikultura seperti buah-buahan.

"Namun demikian, kondisi alam pun dibuat lebih tidak menentu. Krenanya, saya mengimbau seluruh warga mewaspadai bencana alam, terutama banjir dan longsor karena hingga akhir tahun 2016 wilayah Jawa Barat memasuki musim hujan. Bagi masyarakat di kawasan rawan bencana, ketika ada gejala seperti angin, cuaca, dan hujan curah tinggi, maka segera menyelamatkan diri," katanya.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung sendiri memprediksi puncak musim hujan tahun 2016 di wilayah Jawa Barat terjadi pada November nanti.

Curah hujan bulanan pada Oktober hingga November 2016 diperkirakan naik signifikan dari biasanya menjadi 200 hingga 400 mm per bulan.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016