Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta bergerak naik dua poin menjadi Rp13.012 per dolar AS pada Rabu pagi.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa secara umum nilai tukar rupiah relatif masih menguat meski terbatas terhadap dolar AS.

"Rupiah memang masih dipengaruhi oleh faktor global yang cenderung negatif tetapi faktor domestik masih positif. Euforia amnesti pajak pada periode kedua ini masih tetap meningkat," katanya.

Selanjutnya, menurut dia, pelaku pasar uang akan fokus mencermati pertumbuhan ekspor dan impor serta hasil kebijakan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pekan depan.

Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang stabil juga biasanya membantu menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah.

Harga minyak jenis WTI Crude berada di level 50,91 dolar AS per barel dan Brent Crude harganya 52,62 dolar AS per barel pagi ini.

Sementara pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan penguatan rupiah relatif terbatas karena potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat pada Desember 2016 nanti masih tinggi.

"Beberapa data ekonomi Amerika Serikat yang telah dirilis masih cukup baik sehingga potensi kenaikan suku bunga AS mempengaruhi mata uang berisiko untuk bergerak lebih tinggi," katanya.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016