Jakarta (ANTARA News) - Morrissey, penyanyi solo asal Inggris, setidaknya telah mengobati kerinduan segenap pengemarnya di Indonesia lewat konser tunggal yang digelar di Gelora Bung Karno Sports Complex, Senayan, Jakarta, Rabu malam.

Konser penyanyi bernama lengkap Steven Patrick Morrissey itu tidak sekadar mengajak penonton bernostalgia menikmati tembang-tembang yang populer di era 90-an, namun juga membuktikan bahwa pria kelahiran Manchester 57 tahun lalu masih enerjik di atas panggung.

Pada konsernya, Morrissey yang diketahui sedang menjalani pengobatan atas kanker di jaringan tubuhnya, berpesan kepada fans untuk menyanyangi hewan. Morrissey adalah pecinta hewan yang menganut gaya hidup hanya memakan buah dan sayuran (vegan) sejak remaja.

"Cukup sudah menyakiti hewan dan planet, tidak ada alasan lagi," kata Morrisey dalam bahasa Inggris kemudian menyanyikan lagu terakhir dengan judul "Meat is Murder".

Bersamaan dengan dimainkannya Meat is Murder, layar di belakang panggung memutarkan video tentang kekerasan manusia terhadap hewan yang sempat membuat sebagian besar penonton terdiam.

Penuh energi


Sesuai jadwal penyelenggara, Morrissey naik ke panggung pada pukul 20.05 WIB setelah dibuka oleh pemutaran video montage selama 30 menit yang sudah menjadi ciri khasnya di setiap konser.

Disambut riuh tepuk tangan dan teriakan penonton yang menunggu sejak Rabu petang, mantan pentolan band The Smith itu naik panggung mengenakan celana panjang hitam serta kemeja biru dengan dua kancing bagian atas yang dibiarkan terbuka.

"My heart, my heart, my heart Jakarta," kata Morrissey saat membuka konsernya kemudian langsung menghentak dengan lagu terpopuler miliknya berjudul "Suedehead".

Kendati usianya sudah tak muda lagi, Morrissey ternyata masih bertenaga untuk bergoyang. Nafasnya masih panjang dan suaranya penuh energi saat menyanyikan lagu kedua dan ketiga berjudul "Alma Matters" dan "Everyday is Like Sunday" yang populer pada era 90-an.

Suasana heboh di arena konser sempat menurun menjelang lagu keempat menyusul dinyanyikannya lagu romantis berjudul "Kiss Me a Lot". Sejumlah muda-mudi terlihat bergandengan tangan, bernyanyi bersama hingga lagu usai.

"Terima kasih," ucap Morrissey dari panggung menggunakan bahasa Indonesia disambut tepuk tangan penonton.

Konser kemudian dilanjutkan dengan lagu "Speedway" dengan vokalis tambahan bernama Gustavo yang menyanyikan sebagian lagu dengan bahasa Spanyol. Tembang "Ouija Board"
dan "Let Me Kiss You" terus mengajak penonton untuk bergoyang.

Di tengah lagu "Let Me Kiss You", Morrissey membuka kemeja yang sudah basah keringat kemudian dilempar ke sisi kanan panggung. Kemeja itu kemudian jadi sasaran rebutan penonton.

Mengomentari Donald Trump

Salah satu hal unik dalam konser ini adalah ketika Morrissey bertanya kepada penonton Indonesia mengenai sosok calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump.

"Apakah Anda menyukai Donald Trump?" tanya dia memggunakan bahasa Inggris dari atas panggung.

Penonton dengan kompak mengatakan "tidak". ternyata jawaban ini membuat Morrissey terkejut dengan mengatakan, "Oh, saya sangat terkejut."

Morrissey kemudian tidak melanjutkan pembahasan Trump dan langsung mengajak penonton untuk bernyanyi lewat lagu 'World Peace is None of Your Business' yang menjadi lagu ke-8 pada konser ini.

Semakin panas


Konser semakin memanas saat Morrissey membawakan lagu "You're The One For Me Fatty" dan "Judy Is a Punk" yang dipopulerkan oleh band beraliran punk Ramones. Penonton berjoget hingga melompat sambil bernyanyi mengikuti tempo lagu "Judy Is a Punk" yang cepat.

"First of The Gang To Die" menjadi salah satu lagu puncak di mana sebagian besar penonton ikut bernyanyi dan bersorak. Lagu yang populer pada 2004 itu memang memiliki tempo sedang sehingga mudah dinyanyikan bersama-sama.

Morrissey sempat meledek penonton setelah tembang "The World is Full of Crashing Bores". Pria bergaya nyentrik itu berseloroh akan meninggalkan panggung dengan mengatakan "good bye".

Hal itu ditanggapi penonton dengan teriakan kecewa. Mendengar hal itu, Morrissey langsung mengatakan, "Saya tetap di sini."

Saat gitar dipetik untuk memainkan sebuah intro lagu, penonton langsung berteriak karena mengetahui bahwa itu adalah introl untuk lagu berjudul "How Soon is Now" yang dipopulerkan oleh The Smith pada 1984. Morrissey akhirnya meninggalkan panggung usai menuntaskan lagu "You Have Kill Me" dan "Meat is Murder".

Sejumlah penonton berharap Morrissey menuntaskan konser dengan lagu "The More You Ignore Me the Closer I Get" atau "There Is A Light That Never Goes Out" yang dipopulerkan The Smith, namun para petugas yang membereskan peralatan musik dari atas panggung seolah menyatakan bahwa konser Morrissey sudah selesai.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016