Purwakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mendukung kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang menambahkan kajian kitab kuning sebagai mata pelajaran di jenjang pendidikan menengah di kabupaten itu.

"Saya sebagai menteri agama bersyukur, mengapresiasi dan mendukung sekali," katanya saat kunjungan ke Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Kamis.

Ia mengatakan, kitab kuning yang biasa dikaji oleh santri itu juga perlu dipelajari oleh para pelajar. Bahkan pihaknya akan mengkaji sistem penerapan kajian kitab kuning bagi para pelajar.

Menag juga mendukung didorongnya ruang yang lebih luas untuk para pengajar agama non Islam dan guru-guru agama lain di sekolah formal.

Semua lapisan masyarakat diharapkan bisa lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi keberagaman di Indonesia.

"Keberagaman ini dasar dari tegaknya negara kita. Hanya dengan kearifan dalam bersikap, keberagaman ini bisa terjaga," kata dia.

Menag mengaku akan memperhatikan perkembangan implementasi kebijakan baru di Purwakarta tersebut. Sebab secara prinsip, pendidikan tidak melulu tentang membangun kognitif, tapi juga aspek religiusitas.

"Amalan kehidupan dan amalan keimanan, itu adalah hakikat pendidikan," katanya.

Kedatangan menteri agama ke Purwakarta itu sendiri untuk meresmikan Pondok Pesantren Baitul Quran di Tegalwaru, Purwakarta yang didanai lembaga donor asal Timur Tengah, Qatar Charity. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi juga mendampingi menag dalam acara tersebut.

Sementara itu, Pemkab Purwakarta akan menambah kurikulum kultur muatan lokal pelajaran agama di sekolah-sekolah, mulai pelajaran baca-tulis Al Quran hingga baca kitab kuning bagi pelajar yang beragama Islam.

"Kurikulum tambahan berupa kurikulum kultur muatan lokal pelajaran agama di sekolah-sekolah mulai direalisasikan Desember 2016," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Kurikulum kultur muatan lokal pelajaran agama ialah belajar agama bagi pelajar yang beragama Islam dan bagi pelajar nonmuslim.

Bagi pelajar yang beragama Islam mengikuti pelajaran baca-tulis Al Quran hingga kitab kuning. Sedangkan pelajar nonmuslim belajar mendalami kitab suci agamanya masing-masing.

"Untuk tenaga pengajarnya itu diseleksi. Tim seleksinya berasal dari pemkab dan Forum Lintas Tokoh Agama," kata Dedi.

Pemkab Purwakarta menyiapkan anggaran sekitar Rp10 milyar untuk honor para guru agama dari seluruh agama di Purwakarta itu. Anggaran itu untuk memenuhi kebutuhan honor 582 tenaga pengajar agama dari berbagai agama.

Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016