Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra prihatin dengan tingginya angka putus sekolah dikalangan siswa Sekolah Dasar (SD), yang menurutnya jumlahnya mencapai 500 ribu lebih dari total 31 juta siswa SD di Indonesia.

"Indonesia telah merdeka selama 71 tahun, ternyata sampai tahun ini masih banyak siswa SD yang putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi," kata Sutan disela rapat kerja dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis.

Menurut politisi F-Gerindra itu, angka tersebut secara presentase memang kecil namun jumlahnya cukup besar yakni 500 ribu siswa SD putus sekolah tiap tahun.

"Jika tidak ada perbaikan, maka dalam satu dasawarsa ada 5 juta anak kita yang kehilangan potensi masa depan karena putus sekolah, kedepan akan menjadi masalah bangsa, mau kerja apa mereka, dari mana sumber ekonomi mereka,” jelas politisi yang akrab dipanggil SAH itu.

Menurutnya, banyak hal yang menyebabkan mereka putus sekolah, salah satunya permasalahan ekonomi. Ditambah, kebijakan pendidikan dalam bentuk beasiswa massal seperti Program Indonesia Pintar (PIP) yang dinilai kurang tepat sasaran.

"Terus terang saya sangat sedih melihat kondisi ini, bagaimana mungkin di saat kita sudah sampai final membicarakan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan persaingan global, tapi faktanya tiap tahun setengah juta anak-anak kita harus berhenti di sekolah dasar,” jelas dia.

Politisi asal dapil Jambi itu mengatakan fakta ini harus disikapi bersama dengan program yang lebih menyentuh kalangan kurang mampu.

Berdasarkan Ikhtisar Data Pendidikan Kemdikbud Tahun 2015/2016, terdapat 946.013 orang siswa lulus SD yang tidak melanjutkan ke SMP. Adapun jumlah siswa melanjutkan ke SMP tetapi tidak lulus sebanyak 51.541 orang sehingga ada 997.554 anak Indonesia yang hanya berstatus tamatan SD pada 2015/2016.

Situasi itu cukup memprihatinkan karena ada 68.066 anak lain yang tidak melanjutkan studi di SD pada 2015/2016. Jika hal itu terus terjadi setiap tahun, maka jumlah orang Indonesia yang hanya memegang ijazah SD akan terus meningkat.

Adapun siswa yang lulus SMP tetapi tidak melanjutkan studi ke SMA/SMK sebanyak 99.406 orang. Ditambah dengan jumlah siswa SMA/SMK yang gagal melanjutkan studi 118.353 orang, maka total warga Indonesia yang hanya memegang ijazah SMP pada 2015/2016 ialah 217.759 orang.

Padahal, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030 menghendaki agar pada tahun 2030 seluruh warga dunia bisa mengenyam pendidikan hingga SMA/SMK.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016